MUNGKIN sudah banyak yang tahu, mungkin juga belum. Salah satu penyebab wanita yang telah lama menikah belum juga hamil adalah endometriosis. Yang jelas, kini penderita endometriosis di Indonesia makin banyak. Dulu, hanya sekitar 10% dari wanita yang sulit hamil menderita endometriosis. Kini, jumlahnya sampai sekitar 20%. Dan jika kesadaran wanita di sini untuk memeriksakan kesehatan makin tinggi, bukan tak mungkin angka itu membengkak. Di Amerika, lebih dari 5 juta wanita terkena endometriosis. Nah, bila Anda wanita dan terkena endometriosis, kini Anda boleh berharap, beberapa lama lagi akan terbebas dari penyakit penyebab wanita sulit hamil itu. Selama ini, setelah dioperasi, ternyata penyakit itu datang lagi setelah beberapa lama. Dari mana datangnya endometriosis? Ada satu teori yang mengatakan bahwa ini mungkin bawaan lahir. Pada waktu pembelahan sel masa embrional, mungkin jaringan itu telah menyebar. Sel itu pada mulanya tidur, tapi pada suatu saat bisa terbangun dan menjadi aktif. Akan halnya mengapa sel itu menjadi aktif, ini masih samar- samar. Teorinya bermacam-macam. Ada yang menyebut karena menurunnya imunitas, atau karena infeksi. Tapi ini belum didukung bukti kuat. Yang membawa harapan itu adalah penelitian terbaru para ahli dari berbagai universitas ternama di Amerika Serikat. Penelitian itu menemukan bahwa dioksin, racun pencemar lingkungan yang terdapat dalam pestisida dan udara yang tercemar oleh limbah dari tungku pembakar limbah tertentu, merupakan biang endometriosis. Penelitian ini antara lain dikerjakan peneliti dari University of Wisconsin, Yale University School of Medicine, dan University of Tennesse, dan hasilnya ditulis di majalah Science edisi bulan lalu. Pada penelitian sebelumnya, dioksin dalam dosis tinggi terbukti menyebabkan kanker dan kelahiran bayi cacat. Dalam penelitian di Wisconsin itu, dioksin juga terbukti memainkan peranan penting pada kasus endometriosis. Setidaknya, ini terbukti pada kera, hewan yang punya banyak persamaan dan paling dekat sifatnya dengan manusia. Percobaan dilakukan pada 16 ekor kera yang diberi dioksin dalam diet mereka. Hasilnya, beberapa tahun kemudian kera-kera itu menderita endometriosis. Kenyataan ini merangsang peneliti dari Yale University meneliti kandungan dioksin pada wanita penderita endometriosis. Begitu pula Universitas Berkeley, AS, merencanakan meneliti wanita-wanita yang tinggal di dekat instalasi kimia di Italia yang pernah meledak pada tahun 1976. Darah penduduk di sana diketahui mengandung dioksin berkadar kurang lebih sama dengan yang terdapat pada kera percobaan itu. Apakah manusia akan mempunyai respons yang sama terhadap dioksin, agaknya para peneliti itu tak meragukannya. "Mustahil mengatakan manusia tak responsif terhadap dioksin," kata ahli racun Linda Birnbaum, direktur laboratorium di AS yang khusus meneliti dampak racun pencemar lingkungan terhadap kesehatan. Apa yang terjadi pada penderita endometriosis? Adalah satu jaringan yang normalnya hanya terdapat dalam rahim, yang disebut endometrium. Lapisan ini menebal ketika kadar hormon estrogen dalam tubuh sedang tinggi. Jika estrogen menyusut dan hormon progesteron meningkat, jaringan ini mengalami pematangan dan, kalau tak ada pembuahan, akan rontok, keluar lewat vagina. Inilah darah menstruasi. Pada penderita endometriosis, jaringan endometrium itu terserak di mana-mana. "Walau tidak ganas seperti kanker, sifat penyebaran endometriosis itu seperti kanker," ujar Genekolog Yulianto Witjaksono, pengajar di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, yang beberapa tahun terakhir ini meneliti seluk- beluk endometriosis. Endometriosis bisa berimigrasi sampai mata, paru-paru, hati, usus, kandung kemih, dan sebagainya. Distribusinya melalui pembuluh darah dan, seperti halnya kanker, mengalir lewat kelenjar getah bening. Aktivitas endometriosis juga bergantung pada siklus hormonal. Dia juga menebal dan meluruh sebagaimana jaringan yang ada di rahim. Bayangkan saja jika ia ada di mata: pada setiap penderita haid, darah juga akan keluar dari matanya. Kalau adanya di paru-paru, penderitanya pun mungkin memuntahkan darah setiap bulan. "Di Indonesia ditemui dua kasus endometriosis pada paru-paru," kata Yulianto. Jika endometriosis itu ada di sekitar rongga perut, ini dia yang menyebabkan wanita tak bisa hamil. Endometrium yang terdapat pada indung telur, misalnya. Karena tak ada saluran untuk mengeluarkan darah, endometriosis itu makin lama makin membesar dan membentuk kista. Ini akan menghambat proses pematangan sel telur. Selain itu, endometriosis juga mengeluarkan zat yang disebut makrofage. Ini membuat kemampuan sperma membuahi sel telur menurun. Sperma ini oleh makrofage diidentifikasi sebagai benda asing sehingga dilawan untuk dilumpuhkan. Mengingat jarak kambuh endometriosis bisa cukup lama, dianjurkan agar wanita yang ingin punya anak cepat hamil setelah diobati endometriosisnya. Dan sambil menunggu hasil akhir penelitian tentang dioksin itu diperkirakan satu dua tahun lagi tak ada salahnya juga menjauh dari pencemaran dioksin.G. Sugrahetty Dyan K
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini