Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bagaimana Makanan Bisa Pengaruhi Kepribadian Seseorang?

Soal makanan dan kepribadian erat kaitannya dengan kesehatan usus, neuroplastisitas, proses metabolisme dan peradangan yang bisa berpengaruh ke otak.

17 Januari 2025 | 06.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi makanan buffet atau prasmanan. Freepik.com/msiraphol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepribadian merupakan ciri khas yang melekat pada tiap-tiap individu. Kepribadian seseorang akan memengaruhi bagaimana cara ia melakukan aktivitas sehari-hari. Kepribadian menjadi hal unik yang membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepribadian bukanlah hal yang semata-mata terbentuk pada diri seseorang ketika lahir. Kepribadian terbentuk melalui proses-proses yang dilaluinya. Meskipun 30-40 persen genetika berpengaruh terhadap kepribadian seseorang namun, ada faktor lain yang lebih besar membentuk keperibadian seseorang, yaitu faktor lingkungan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang ialah pola makan.

Dilansir dari laman Psychology Today  sebuah penelitian menemukan bahwa makanan yang dikonsumsi dapat mengubah kepribadian seseorang. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana makanan dapat memengaruhi kepribadian seseorang.

Korelasi Pola Makan dan Kepribadian 

Ketika kepribadian seringkali kita kaitkan dengan pengalaman-pengalaman hidup atau perilaku orang-orang-orang dalam suatu lingkungan Anda mungkin akan bertanya-tanya bagaimana makanan dapat memengaruhi kepribadian. Kepribadian tidak hanya dibentuk melalui perilaku orang lain. Tetapi juga perilaku kita terhadap tubuh kita.  

Makanan nyatanya juga dapat memengaruhi kepribadian Anda. Ada beberapa hal yang dapat menjelaskan hubungan pola makanan dengan kepribadian, yaitu sebagai berikut.

1.      Kesehatan Usus

Makanan yang dikonsumsi memeiliki pengaruh terhadap kepribadian. Hal tersebut erat kaitannya dengan kesehatan organ pencernaan, yakni usus.

Organ usus bekerja dengan bantuan milyaran mikroba untuk mengurai makanan yang kita konsumsi. Usus dapat berfungsi dengan baik apabila mikroba di dalamnya bekerja dengan baik. Dari hasil studi menunjukkan pola makan yang tidak teratur akan membuat mikroba bekerja tak maksimal.

Kondisi ini berpengaruh terhadap stabilitas emosi dan tingkat kecemasan. Mikroba usus yang sehat dikaitkan dengan kecemasan yang rendah serta emosi yang lebih stabil, sedangkan ketidakseimbangan dapat menyebabkan sifat mudah tersinggung dan neurotitisme yang sering dihubungkan dengan pilihan pola makan yang kurang sehat,.

Anda dapat membuat pilihan makanan apa saja yang akan dikonsumsi tetapi makanan tersebut akan sangat berpengaruh pada kepribadian Anda. Makanan yang kaya serat atau makanan dengan yang mudah diproses akan mendukung kesehatan mikroba di usus. Makanan tinggi gula dan lemak akan mendorong pertumbuhan bakteri jahat. 

2.      Neuroplastisitas 

Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru. Kemampuan ini dapat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang saat berhadapan dengan lingkungan baru.

Makanan berpengaruh penting dalam peningkatakn kemampuan tersebut. Asam lemak omega 3, seperti salmon dapat membantu meningkatkan pertumbuhan neuron, sementara antioksidan dapat melindungi sel-sel otak. Zat-zat tersebut juga membantu seseorang dalam beradaptasi, berpikir kreatif, serta memiliki ketahanan emosinal yang baik.

Contoh lainnya makanan dapat memengaruhi kepribadian ialah sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi jamur tertentu meningkatkan keterbukaan terhadap pengalaman, mengurangi neurotisme, kemungkinan melalui efeknya pada neuroplstisitas. 

3.      Proses Metabolisme 

Pola makan yang baik akan berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan,termasuk gula darah yang lebih terjaga. Pengaturan gula darah akan memengaruhi fungsi otak dan suasana hati. Gula darah yang tidak teratur telah dikaitkan dengan neurotisme dan kepribadian yang sulit membuka diri. Selain itu kondisi lain yang menggambarkan hubungan antara metabolisme dan kepribadian ialah implusivitas. Implusivitas dapat meningkat ketika berat badan naik secara signifikan.

4.      Peradangan

Peradangan dapat terjadi akibat pola makan yang tidak teratur. Sebuah penelitian menghubungkan antara sifat peradangan kronis dengan sifat ekstrovert yang lebih rendah, sementara itu mengurangi peradangan dapat berpengaru terhadap terbentuknya kepribadian yang lebih positif.

Meskipun sudah ada beberapa penelitian yang meneliti hubungan pola makan dan kepribadian namun, lebih jauh penelitian ini masih membuntuhkan riset yang lebih mendalam, terutama untuk melihat pengaruhnya dalam jangka panjang.

Sejumlah penlitian baru dapat menunjukkan korelasi dan tidak menjelaskan pola makan dan kepribadian memiliki hubungan sebab akibat. Namun penelitian ini menunjukkan bahwa dengan membuat pilihan pola makan yang bijaksan tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga bagaimana kepribadian kita terbentuk.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus