Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bagaimana Rasanya Hot Flashes dan Cara Mengatasinya?

Hot flashes dialami sekitar 70 persen perempuan pada satu waktu di masa transisi menopause. Bagaimana rasanya dan cara mengatasi?

1 Oktober 2024 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap wanita yang memasuki usia paruh baya pasti akan mengalami menopause dengan 7-14 tahun yang mendahuluinya disebut perimenopause. Selama masa transisi itu, rahim akan berhenti bekerja sehingga menyebabkan menurunnya produksi hormon seperti estrogen dan progesteron.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perubahan hormon itu memunculkan banyak gejala yang tak nyaman terkait menopause dan perimenopause. Contohnya keringat malam, berat badan yang naik turun, perubahan siklus haid, perubahan suasana hati, dan menurunnya fungsi kognitif seperti mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu gejala umum lain adalah hot flashes yang dialami sekitar 70 persen perempuan pada satu waktu di masa transisi menopause, jelas Rebecca Thurston, pengajar psikiatri dan peneliti menopause di Universitas Pittsburgh di Amerika Serikat.

Apa itu hot flashes?
Hot flashes adalah episode rasa panas yang intens yang sering diikuti banyak keringat. "Biasanya terjadi dalam beberapa menit dan waktunya acak pada siang atau malam hari," jelas Thurston kepada USA Today.

Pada kebanyakan wanita, hot flashes terasa seperti rasa panas yang intens dan cepat yang berawal dari dada dan kemudian naik ke leher dan wajah dengan efek gangguan tidur," papar Dr. Ruta Nonacs, psikiater perinatal dan reproduksi di RSUP Massachusetts.

Tak semua wanita di masa menopause dan perimenopause mengalaminya. Hanya sekitar 70 persen perempuan di masa perimenopause dan 80 persen di masa menopause yang mengalaminya. Bagaimana mengatasinya?

Pengobatan bervariasi, tergantung keparahan, frekuensi, dan penyebab. "Jika gejalanya ringan, kami menyarankan menghindari pemicu seperti makanan panas atau pedas, minuman berkafein, alkohol, dan pakai baju berbahan ringan," saran Nonacs.

Namun bila gejala sudah parah, pasien mungkin butuh pengobatan lebih serius seperti antidepresan atau obat pengatur aktivitas hormon seperti sertraline dan fluoxetine.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus