Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar bedah plastik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta, Erythrina Permata Sari, mengatakan proses bedah plastik bukan menggunakan plastik seperti anggapan masyarakat selama ini. Yang digunakan adalah jaringan tubuh manusia atau implan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pertanyaan masyarakat selama ini kan seringnya plastik apa yang dipakai. Itu bukan plastik seperti yang dipikirkan melainkan dengan transplantasi jaringan. Jadi, kalau misalnya yang hilang adalah tulang, kita mengambil dari bagian tulang lain untuk dipindahkan ke bagian yang rusak," kata Erythrina, Selasa, 9 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia memaparkan tujuan bedah plastik ada dua, yakni rekonstruksi untuk memperbaiki atau menggantikan bagian tubuh yang hilang, dan estetika untuk kecantikan yang bertujuan untuk memperbaiki bagian yang sudah normal menjadi lebih cantik atau tampan.
"Bedah rekonstruksi bertujuan untuk mengubah sesuatu yang terasa abnormal, misalnya ada kecacatan atau sebenarnya tidak cacat, tetapi diubah menjadi senormal mungkin. Kalau estetika itu memperbaiki yang sudah normal menjadi super normal, lebih cantik, tampan, harmonis, dan mudah dibentuk," paparnya.
Atasi kelainan bawaan
Untuk bedah rekonstruksi, umumnya spesialis bedah akan menggunakan jaringan tubuh pasien. Tetapi bila tidak ada lagi jaringan yang dapat digunakan karena sudah rusak dapat menggunakan implan.
"Implan itu misalnya untuk payudara atau hidung. Kadang ada satu masa di mana pasien tersebut jaringannya sudah rusak sehingga kita terpaksa menggunakan implan dari luar untuk diletakkan dalam tubuh. Tentunya implan itu diseleksi dengan benar agar sesuai dengan fungsi tubuh yang hilang," ucapnya.
Ia memaparkan bedah plastik rekonstruksi biasanya digunakan untuk mengatasi kelainan genetika atau bawaan, seperti sumbing wajah, sumbing bibir, kelainan bentuk kepala atau tangan, atau kelainan bawaan pada bagian-bagian tubuh yang bisa ditangani.
"Selain itu juga memperbaiki kondisi tubuh dari penyakit tumor jinak dan ganas. Yang jinak biasanya selain bedah plastik ada spesialis lain yang ikut mengerjakan, sedangkan tumor ganas mungkin bersinggungan dengan bagian di mana letak tumor itu berada, ada spesialis onkologi, telinga, hidung atau tenggorokan (THT), atau bedah mulut, misalnya," tuturnya.
"Untuk memperbaiki bentuknya agar kembali seperti normal, itu tugasnya bedah plastik. Contoh yang lain adalah trauma, misalnya luka bakar, trauma kecelakaan pada wajah, rahang, yang memperbaiki adalah bagian bedah plastik," imbuhnya.
Selain itu, juga untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak akibat penyakit degeneratif, misalnya pasien kencing manis atau hipertensi dengan luka yang sulit disembuhkan. Sedangkan untuk operasi plastik estetika dibagi menjadi dua, yakni akibat penuaan dan nonpenuaan.
Pilihan Editor: Tren Membuat Lesung Pipi dengan Alat, Amankah?