Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deodoran kini mungkin sudah menjadi salah satu kebutuhan harian Anda. Penggunaan deodoran selain untuk mencegah keringat berlebih, juga bisa menjaga wangi harum tubuh. Terutama fokus pada area ketiak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, banyak informasi yang mengungkapkan bahwa penggunaan deodoran tidak baik bagi kesehatan. Bahwa deodoran ternyata memiliki sejumlah bahan kimia yang dapat memicu berbagai penyakit berbahaya.
Dilansir dari Mental Floss, antiperspirant sering dikaitkan sebagai bahan kimia yang sama dengan deodoran. Ternyata, kedua senyawa kimia ini berbeda dan juga memiliki fungsi serta cara kerja yang beda.
Baca juga: Anak Bandel dan Susah Diatur? Ini 3 Jurus Ampuh Mengatasinya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deodoran berfungsi untuk membunuh atau menghalangi bakteri pada ketiak Anda, sehingga meminimalisir bau tidak sedap. Sedangkan, antiperspiran yang memiliki kandungan garam, aluminium dan senyawa lainnya mampu menyegel keringat area ketiak Anda dan menjaganya tetap kering. Mungkin tidak ada pemakaian produk kimia yang tidak memiliki dampak pada tubuh, namun bukan berarti hal tersebut dapat membahayakan Anda.Ilustrasi mengenakan deodorant. Shutterstock.com
Berikut beberapa mitos terkait deodoran disertai dengan fakta yang sebenarnya.
1. Menyebabkan kanker?
Sejumlah informasi telah beredar luas dan menimbulkan stigma terhadap kandungan aluminum dalam antiperspiran. Aluminium ini sendiri berfungsi menjadi salah satu senyawa kimia yang membantu menyegel keringat berlebih di ketiak. Namun, banyaknya kanker payudara dengan awal tumbuh sel di bagian atas payudara dekat ketiak, menimbulkan dugaan masalah kesehatan oleh beberapa peneliti. Mereka menduga bahwa antiperspiran menyebar ke dalam tubuh melalui kulit dan merusak DNA sehingga memicu pertumbuhan tumor.
Fakta:
Kepada WebMD, perwakilan American Cancer Society, Ted S. Gansler, menjelaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa penggunaan antiperspiran maupun deodoran akan meningkatkan risiko kanker. Sejumlah penelitian terkait penyebab munculnya karsinogen, yaitu senyawa pemicu kanker, juga memberikan hasil yang beragam dan tidak meyakinkan.
2. Meninggalkan noda pada pakaian?
Mungkin Anda sering mengalami masalah terdapat noda yang menguning dan lama kelamaan mengeras pada pakaian Anda di area ketiak. Banyak anggapan bahwa noda tersebut diakibatkan oleh penggunaan deodoran atau antiperspiran.
Baca juga:
Yoghurt Tak Aman untuk Penderita Maag, Mitos atau Fakta?
Sarapan ala Nadine Chandrawinata, Apa Manfaatnya?
Fakta:
Juru bicara Proctor and Gamble, Mike Norton, menjelaskan bahwa noda kuning terjadi ketika sebum, yaitu sekresi minyak pada ketiak yang berasal dari folikel rambut, pada pakaian Anda tidak dicuci dengan baik. Dengan demikian, selama proses pengeringan sebum yang masih tertempel pada pakaian tersebut akan membentuk noda kuning. Yang sesungguhnya adalah deodoran ataupun antiperspiran dapat memperparah pewarnaan tersebut. Hal ini karena beberapa bahan yang dikandung deodoran dan antiperspiran melekat pada kain, dan menyediakan lapisan tempat sebum dapat mengendap. Jadi, penyebab noda kuning pada pakaian Anda bukanlah penggunaan deodoran dan antiperspiran. Namun, jika sudah terdapat noda pada area ketiak pakaian Anda, deodoran maupun antiperspiran dapat menambah noda menguning tersebut.
3. Penyebab penyakit Alzheimer?
Beberapa puluh tahun lalu, terdapat para ilmuwan yang memberikan peringatan terkait kemungkinan hubungan antara aluminium dan penyakit Alzheimer. Saat itu, orang-orang mulai ketika memasak dengan aluminium foil, menggunakan panci aluminium, juga menggunakan antiperspirant, yang mengandung partikel aluminium, ke kulit mereka.
Fakta:
Perkembangan penelitian selanjutnya menghasilkan bahwa tidak ada bukti konklusif bahwa penggunaan antiperspiran dalam Deodoran dapat menyebabkan Alzheimer. Penggunaan aluminium dapat berbahaya jika digunakan dalam dosis tinggi. Konteks dosis yang tinggi ini bisa Anda dapatkan dengan memakan aluminium tersebut. Sedangkan, berdasarkan penelitian, aluminium yang digunakan dalam antiperspiran sesungguhnya tidak terserap ke dalam tubuh karena bereaksi dengan keringat di atas kulit. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa aluminium menyebabkan Alzheimer.
WEBMD | MENTALFLOSS | MEDIUM | CHICAGOTRIBUN