Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Benarkah Golongan Darah Mempengaruhi Risiko Penyakit Stroke?

Perbedaan golongan darah terbukti memengaruhi risiko terkena penyakit stroke meskipun tidak signifikan.

14 Oktober 2022 | 05.42 WIB

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi stroke.saga.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Secara medis, golongan darah mengandung sejumlah bahan kimia yang tampak pada permukaan sel darah merah. Beberapa tipe golongan darah yang populer adalah golongan darah A, B, O, dan AB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebab sejumlah bahan kimia yang berbeda, penelitian terkini menunjukkan bahwa perbedaan golongan darah memiliki pengaruh terhadap risiko penyakit stroke meskipun tidak signifikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Variasi Golongan Darah A Berpotensi Lebih Tinggi Terkena Stroke

Dikutip dari Science Alert, artikel berjudul Contribution of Common Genetic Variants to Risk of Early Onset Ischemic strokee yang diterbitkan oleh Jurnal Neurology, para ilmuwan mengungkapkan bahwa salah satu tipe golongan darah A, yaitu subkelompok A1, memiliki potensi terkena stroke lebih tinggi.

Penelitian terhadap 17.000 orang dengan rentang usia 18 - 59 tahun ini menjelaskan bahwa variasi kelompok golongan darah A memiliki kemungkinan 16 persen lebih tinggi terkena strokee sebelum usia 60 tahun dibandingkan dengan populasi golongan darah lain.

Meskipun begitu, peneliti memberikan catatan bahwa penambahan risiko stroke pada golongan darah A tersebut tergolong kecil sehingga tidak perlu panik secara berlebihan. Terlebih lagi, faktor penyebab peningkatan risiko tersebut belum berhasil diidentifikasi. 

"Kami masih tidak tahu mengapa golongan darah A memberikan risiko yang lebih tinggi. Tapi itu kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah," kata ahli saraf vaskular, Steven Kittner, dari University of Maryland kepada Science Alert.

Penelitian ini juga mengungkap bahwa orang dengan golongan darah B memiliki kemungkinan terkena stroke lebih tinggi sekitar 11 persen tanpa memandang usia. Sementara itu, pemilik golongan darah O dengan variasi kelompok O1 diketahui justru memiliki risiko terkena stroke lebih rendah hingga 12 persen.

Pola Hidup Sehat Tetap Menjadi Kunci

Science Alert menyebut bahwa temuan penting lain dalam penelitian tersebut adalah penyakit stroke pada orang yang lebih muda cenderung disebabkan oleh timbunan lemak di arteri.

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, Kementerian Kesehatan menemukan bahwa setidaknya terdapat 10-11 kasus penyakit stroke pada 1.000 penduduk Indonesia. Artinya, lebih dari 250 ribu penduduk Indonesia diprediksi menderita stroke. Riset ini juga menunjukkan bahwa stroke dapat menyerang penduduk dengan usia di bawah 30 tahun. 

Karena itu, Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat, seperti cek kesehatan secara rutin, menjauhi asap rokok, rajin berolahraga, diet seimbang, istirahat yang cukup, dan mengelola stres.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus