Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Benarkah Makan Daging Kambing Penyebab Hipertensi? Berikut Berbagai Faktanya

Mengonsumi daging kambing selalu dihubungkan sebagai penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Betulkah?

19 Juni 2024 | 08.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi olahan daging kambing. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mengonsumsi daging saat Idul Adha merupakan tradisi dalam Islam, ialah praktik ibadah kurban dalam pelaksanaan ibadah Islam. Daging dari hewan yang disembelih ini adalah hewan ternak terdiri dari sapi, unta, domba, dan kambing. Dibagikan ke masyarakat sebagai bentuk membagi rezeki. Akan tetapi ada beberapa masyarakat dengan sengaja menghindari mengonsumsi daging, apalagi daging kambing. Sebab diduga-duga menyebabkan hipertensi. Benarkah hal demikian?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Faisal Parlindungan mengatakan penderita hipertensi tetap boleh mengonsumsi daging kambing, akan tetapi tetap memerhatikan porsinya. Jumlah yang aman mengonsumsi daging kambing tak lebih dari 50 gram per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fakta 1 Daging Kambing: Bukan Penyebab Utama Hipertensi

Faktanya mengonsumi daging kambing tidak menyebabkan hipertensi. Melansir buku judul Daging Kambing dengan Sejumlah Dampaknya Bagi Tubuh Manusia oleh data Tempo, ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah usai mengonsumsi daging kambing, termasuk salahnya teknik memasak daging. Lantas dari mana mitos soal hipertensi ini datang?

Sebenarnya hipertensi disebabkan lantaran penggunaan garam secara berlebihan dalam bumbu masakan. Mengakibatkan banyaknya air yang disimpan dalam pembuluh darah berisiko membuat tekanan darah meningkat. Selain itu mengolah daging kambing dengan menggunakan minyak jenuh bisa berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular, menyebabkan darah menjadi kaku. Dengan demikian jika ingin mengonsumsi daging kambing, dapat mengurangi penggunaan bumbu penyedap rasa berlebihan.

Daging kambing memiliki efek termogenik, merupakan panas yang dihasilkan dari hasil metabolism suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat pada tubuh. Tanda ini kerap dikatakan sebagai tanda tekanan darah tinggi atau hipertensi, padahal ini bukanlah tanda kondisi hipertensi. 

Fakta 2 Daging Kambing: Kolestrolnya Tak Melebihi Daging Ayam atau Sapi

Menurut penelitian Departemen Pertanian Amerika Serikat, terbukti bahwa daging kambing dan domba mengandung lemak serta kalori lebih rendah daripada ternak lainnya. 

Daging kambing megandung 2,6 gram lemak, 0,79 gram lemak jenuuh, 122 kilokari, 63,8 miligram kolestrol, 3,2 miligram zat besi, 23 gram protein.  Kambing mengandung kalori paling rendah, ialah 154 kalori, sedangkan sapi bisa mencapai 207 kalori. Kemudian ayam 302 kalori, dan babi paling tinggi dengan 376 kalori. 

Fakta 3 Daging Kambing: Banyak Bermanfaat untuk Kesehatan

Direktur Chevon Agrotech Pvt. Ltd, Rizwan Thakur menjelaskan daging kambing memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kambing merupakan ruminansia, dagingnya adalah sumber asam linoleat terkonjugasi, asam lemak yang dapat mencegah kanker.

Daging kambing juga mengandung vitamin B yang membantu membakar lemak. Kandungan protein tanpa lemak yang besar dan jumlah lemak jenuh yang rendah ini, membantu dalam mengendalikan berat badan dan mengurangi risiko diabetes. 

Kandungan asam lemak omega-3 nya menjadi pengobatan efektif untuk autism. Selain itu vitamin B12 nya dapat mengurangi stress dan depresi. Di samping itu, daging ini kaya akan kalsium yang dapat menguatkan gigi dan tulang. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus