Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang percaya penyebab paru-paru basah atau pneumonia karena kebiasaan tidur menggunakan kipas angin. Ternyata menyalakan kipas angin dengan diarahkan langsung ke tubuh bukan merupakan penyebab penyakit tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip thebftonline.com, pada seri Vodafone Healthline, Jumat, 16 Juli 2021, para profesional kesehatan membantah asumsi bahwa tidur di bawah kipas angin menyebabkan pneumonia. Penggunaan kipas angin menunjukkan tidak ada transfer virus atau bakteri melalui kipas angin.
Physician Specialist dari Greater Accra Regional Hospital, Aba Folson, mengatakan meskipun tidur di bawah kipas angin dapat mengiritasi saluran napas dan terkadang menyebabkan seseorang batuk, namun tidak menyebabkan pneumonia.
Folson menjelaskan pneumonia terjadi ketika virus dan bakteri masuk ke paru-paru seseorang yang menyebabkan peradangan dan mengakibatkan timbulnya demam, nyeri dada, dan batuk.
Sementara itu, Kwekuma Yalley, dokter umum di Korle Bu Teaching Hospital mengatakan kipas angin maupun penyejuk udara tetap berpotensi menyebabkan pneumonia. Hal ini terjadi jika jarang dibersihkan atau tidak diperbaiki secara teratur sehingga menghasilkan udara yang kotor.
“Jika tidak bersih, dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru yang selanjutnya dapat menyebabkan pneumonia,” katanya.
Mengutip laman resmi mayoclinic.org, paru-paru basah dapat disebabkan oleh berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur yang dihirup melalui udara.
WILDA HASANAH
Baca juga: