Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bentuk tubuh subur dan terlalu kurus

Perempuan yang memiliki tubuh gemuk atau terlalu kurus, menurut hasil penelitian di belanda, ternyata kurang subur. dalam diri mereka terjadi gangguan sistem hormonal.

20 Maret 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEREMPUAN yang bertubuh gemuk, ataupun terlalu kurus, perlu waspada. Apalagi untuk mereka yang berusia subur dan ingin mempunyai anak. Bentuk tubuh semacam itu terancam sulit mendapat keturunan bila dibandingkan dengan yang bertubuh ideal. Dokter Boukje M. Zaadstra, baru-baru ini, bersama timnya menemukan hubungan antara tingkat kesuburan wanita dan distribusi lemak di dalam tubuh wanita usia subur. Untuk menghitung dis tribusi lemak tadi, ahli epidemiologi dari bagian kesehatan anak di Institute of Preventive Health Care, Leiden, ini menggunakan rasio antara pinggang dan pinggul. Hasil penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal edisi akhir bulan lalu itu merupakan penyempurnaan dari penelitian dua tahun sebelumnya, yaitu tentang dampak usia terhadap kesuburan dan kehamilan. Tim dari Leiden, Belanda, itu menyimpulkan bahwa wanita yang berusia lebih dari 31 tahun akan merosot tajam proses pembuahannya, yaitu bertemunya sel telur dengan sperma. Kemungkinan mendapat bayi yang sehat juga menurun. Namun, bagi wanita seusia yang disebut tadi, terjadinya kehamilan masih bisa dipacu dengan cara inseminasi. Penelitian ini di lakukan terhadap 500 wanita berusia 20 tahun sampai 40 tahun selama dua tahun: Januari 1986 hingga Januari 1988. Mereka yang diteliti itu 260 wanita dilaporkan merokok. Sperma yang digunakan dalam inseminasi berasal dari donor berusia 25 tahun dan 45 tahun yang subur. Hanya pembuahan yang pertama kali, sebagai hasil inseminasi buatan, yang dianalisa. Inseminasi dikatakan sukses bila si wanita tidak menstruasi sebagaimana biasanya, kemudian menunjukkan tanda-tanda positif hamil. Sebelum inseminasi yang pertama dilakukan, semua sampel penelitian itu diperiksa keteraturan siklus haidnya. Rata-rata siklus haidnya 28 hari. Siklus haid diklasifikasikan pendek, yakni sekitar 24 hari, untuk 30 wanita. Dan pada 431 perempuan, siklusnya normal, yakni 2535 hari. Sedangkan yang siklusnya panjang (36 hari) dialami oleh 39 wanita. Pada awal pengamatan dilaporkan bahwa 368 wanita mempunyai siklus teratur. Sedangkan yang siklus haidnya tidak teratur terdapat pada 47 wanita. Pada sampel yang mempunyai siklus haid panjang, agar terjadi pembuahan, dirangsang dengan obat clomiphene. Pada sampel yang lain, untuk meningkatkan kesuburannya, tidak diberi obat apa pun. Dan terdapat 412 wanita (82%) yang belum pernah hamil ketika mereka diamati untuk studi ini. Hasil pengamatan menunjukkan, dari 12 kali siklus, sebanyak 226 wanita dinyatakan sukses menjalani inseminasi. Mereka bisa hamil. Sedangkan 274 wanita tetap kosong, tidak bisa hamil. Persentase wanita yang hamil ternyata menurun sejalan dengan meningkatnya rasio pinggang dan pinggul, yaitu 63% sampai 32%. Artinya, wanita yang gendut cenderung menjadi tidak subur. Bagi wanita dengan indeks total kegemukan (body mass) kurang dari 20 kilogram per meter persegi, kemungkinan hamilnya lebih kecil ketimbang wanita dengan indeks 2024,9 kilogram per meter persegi. Hanya 22 wanita yang tergolong gemuk, yakni indeks massa tubuhnya lebih dari 30 kilogram per meter persegi. Namun, ada empat wanita yang tergolong gemuk itu menjadi hamil. Ini membuktikan adanya hubungan terbalik antara berat tubuh dan tingkat kesuburan. Persentase wanita hamil menurun sejalan dengan bertambahnya umur. Yang terakhir terbukti bahwa di antara 62 wanita usia 35 tahun atau lebih ternyata hanya 17 wanita (27%) yang menjadi hamil. Zaadstra menyimpulkan bahwa wanita dengan rasio pinggang- pinggul yang tinggi (atau gemuk) akan sulit hamil bila dibandingkan dengan mereka yang bertubuh ideal. Menurut Zaadstra, ini dise babkan distribusi lemak dalam tubuh wanita tampaknya lebih menimbulkan dampak terhadap kesuburan daripada kegemukan. Penemuan Zaadstra didasarkan atas pengamatan terhadap wanita yang memerlukan inseminasi buatan karena pasangan mereka mempunyai ma salah kesuburan. Yang masih menjadi tanda tanya, apakah hasil penemuan Zaadstra ini juga berlaku bagi wanita yang tidak menja lani inseminasi. Profesor Sudraji Sumapraja tidak terkejut dengan hasil penelitian koleganya di Leiden itu. Pada wanita yang gemuk, menurut ahli kebidanan dan penyakit kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, hormon yang diproduksi kelenjar hipofise tidak mampu menyebar secara merata, karena harus didistribusi ke bagian tubuh yang banyak. ''Hormon yang dihasilkan tidak mampu bekerja sesuai dengan target organ yang dibutuhkan tubuh,'' kata Sudraji kepada TEMPO. Sedangkan penyebab ketidaksuburan pada wanita yang terlalu kurus, kata ahli bayi tabung ini, biasanya tipe wanita semacam itu mempunyai kelainan, misalnya mengidap penyakit tertentu. Atau biasanya di kalangan wanita aktif atau pekerja keras. Akibat kerjanya terlalu berat, hingga terjadi ketidakseimbangan hormonal. Pada dasarnya tiap wanita gemuk, atau terlalu kurus, siklus haidnya terganggu. Pada gilirannya membuat mereka menjadi kurang subur. ''Mereka bisa menjadi subur jika berat badannya bisa dibuat ideal, sehingga hormon yang dikeluarkan dari kelenjar-kelenjar hipofise bisa sampai ke sasaran,'' kata Sudraji. Gatot Triyanto (Jakarta) dan Mudrajad Kuncoro (London)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus