SUATU hari seorang tukang cukur kedatangan langganannya. ''Rambut Anda di bagian atas semakin tipis,'' kata si tukang cukur. ''Lalu kenapa? Memang saya ke sini untuk menebalkan rambut?'' ujar si pelanggan, sewot. Tukang cukur tadi menjadi tak enak hati. Ucapannya itu tidak dimaksudkannya untuk membuat langganannya tersinggung. Sebenarnya ia mau memberitahukan hasil penelitian yang dimuat da lam Journal of The American Medical Association baru-baru ini. Yakni, orang yang berkepala botak punya kemungkinan terserang penyakit jantung tiga kali lebih besar daripada orang yang seluruh kepalanya ditumbuhi rambut. Penjelasan itu membuat si pelanggan tercengang. ''Apa hubungannya botak dengan penyakit jantung?'' ta nya si pelanggan yang penasaran itu. Ilustrasi yang dimuat majalah Time awal bulan ini memang menjadi pertanyaan banyak orang. Bagaimana kebotakan bisa memunculkan risiko terserang penyakit jantung? Percaya atau tidak, itulah hasil riset dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Boston, Amerika Serikat, selama dua tahun (1989-1991). Objek penelitiannya adalah 665 laki-laki berkepala botak dan 772 lelaki berambut normal, berusia 2154 tahun. Mereka dijaring dari 35 rumah sakit di Massachusetts dan Rhode Island. Hasilnya, menurut ketua tim riset Dokter Samuel M. Lesko kepada koran International Herald Tribune dua pekan lalu, 40% dari grup kepala botak datang ke rumah sakit, bahkan ada yang sampai dirawat, karena jantungnya sakit. Sedangkan dari grup yang rambutnya utuh, angka serangannya lebih kecil, yakni 23%. Penyakit jantung dan kebotakan, menurut Lesko, sama-sama efek dari dihydrotestosteron produk samping hormon pria. Itu sebabnya penyakit jantung didominasi pria. Tapi apa hubungan kebotakan dengan serangan jatung, ia cuma angkat bahu. Ia juga buru-buru menambahkan, risiko kena serangan jantung karena botak itu masih kecil ketimbang, misalnya, penderita tekanan darah tinggi atau perokok. Lagi pula, tidak sembarang botak bisa menyebabkan penyakit jantung. Botak yang dimaksud, jika kulit kepala tampak persis di ubun-ubun, yang oleh Lesko disebut vertex baldness. Jadi, bukan di dahi atau pelipis. Namun, mengetahui ada risiko itu, pelanggan yang hampir botak tadi jadi was-was. ''Saya ini ibarat orang mati yang masih hidup,'' katanya putus asa. Buat apa susah-susah diet, jalan pagi, dan berhenti merokok kalau karena botak juga bisa terserang jantung? Lalu si tukang cukur cepat-cepat menimpali. ''Lo, yang Anda lakukan itu sudah betul. Diet lemak dan sebagainya itu akan mem perbaiki kondisi jantung Anda,'' katanya. ''Maka, lupakan saja ucapan saya barusan. Itu cuma sugestif, bukan definitif. Saya akan menutup botak Anda dengan rambut dari sebelah kiri dan ka nan,'' ujar tukang cukur itu, tertawa. Lagipula, penelitian itu disponsori Opjohn Company, yang menge luarkan obat penyubur rambut Minoxidil. Jadi, lebih jelas apa hubungannya, kan? Sri Pudyastuti R.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini