Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berani jujur, hebat! Begitu beberapa waktu lalu menjadi slogan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan spanduk raksasa bertuliskan ini pernah terbentang menyelimuti gedung Merah Putih. Memang, karakter jujur diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai saat bergaul sampai lingkup pekerjaan. Sebab itu penting bagi orang tua menanamkan karakter jujur pada anak sejak dini, supaya perilaku tersebut terbawa sampai ia dewasa nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Ruang Guru Paud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat tujuh cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mendidik karakter jujur pada anak.
- Memberikan Teladan Sikap Jujur
Jadilah figure jujur bagi anak, alih-alih hanya menyuruh dan memerintahkan saja. Anak cenderung lebih mudah mencontoh apa yang dilihatnya secara langsung, jadi sering-seringlah tunjukkan sikap-sikap jujur pada anak. Contohnya tidak melanggar lalu lintas saat berkendara dengan anak dan memberikan penjelasan jujur atas hal-hal yang dilakukan.
- Membangun Pola Komunikasi Sehat
Pola komunikasi sehat ini bisa ditunjukkan dengan bahasa tubuh, raut muka, dan pilihan kata yang mudah dipahami anak. Komunikasi positif membantu mengembangkan kepercayaan diri anak, sebab anak yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih mampu menghargai dan berempati terhadap orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Contoh pola komunikasi yang sehat bisa dengan meletakkan bacaan atau telepon genggam saat berbicara dengan anak, perhatikan dan dengarkanlah perkataan anak, dan jangan mengintrupsi hingga ia selesai berbicara dan mendiskusikan perilakunya secara mandiri.
- Tidak Langsung Memarahi Anak
Anak terkadang sulit jujur karena takut dimarahi orangtua, maka itu hendaknya orangtua mendorong anak untuk berkata jujur, dan jika kejujuran anak menimbulkan masalah, berilah ia pengertian dan konsekuensi secara perlahan, jangan langsung memarahinya.
Dengan memberikan pengertian akibat perbuatan tersebut, anak akan belajar bertanggung jawab atas perbuatannya. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran pada anak arti penting kejujuran.
- Mengajarkan Meminta Izin
Tanamkan pada anak untuk meminta izin ketika mengambil atau menggunakan barang yang bukan miliknya, hal ini penting agar anak mengetahui batasan penggunaan barang miliknya dan orang lain. Tanamkan pengertian bahwa mengambil barang orang lain tanpa izin si empunya adalah perbuatan mencuri yang tercela, kemudian berikanlah pengertian yang masuk nalar si anak.
- Apresiasi Kejujuran Anak
Doronglah anak untuk berbuat kejujuran, apabila ia melakukan kesalahan, tahanlah emosi Anda, misalnya jangan langsung memarahi, jangan menampilkan raut muka geram ataupun menginterogasinya. Anda bisa mulai bertanya dengan kalimat “Apa yang sebenarnya terjadi?” alih-alihnya membrondong dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan.
Apabila anak sudah berkata jujur dan meminta maaf, hargailah upayanya, sampaikan apresiasi padanya. Semisal dengan kalimat “Ayah bangga kamu sudah melakukan kejujuran”, dengan demikian anak merasa lebih dihargai dan tidak akan takut berbuat jujur.
- Memberikan Pemahaman Konsekuensi
Berikan pengertian bahwa perbuatan salah adalah salah, sampaikanlah pengertian dengan baik. Misal dengan kalimat “Apabila kamu membohongi teman, maka teman akan merasa sedih dan kecewa padamu”, dengan memahami konsekuensi anak akan menyadari betapa pentingnya bersikap jujur.
- Menanamkan Nilai Kejujuran Melalui Cerita atau Dongeng
Cara membangun karakter jujur anak yang terakhir ialah dengan menceritakan kisah tokoh maupun teladan seseorang yang berperilaku jujur. Penyampaian cerita atau dongeng bisa dilakukan saat santai atau menjelang tidur. Melalui buku orang tua bisa mengajak berdiskusi anak tentang pentingnya sikap jujur, dampak berbuat curang, memakai barang orang tanpa izin, dan akibat dari perbuatan bohong.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Suka Ceplas Ceplos Tanda Orang Jujur, Apa Lagi?