Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Buka puasa bisa dilakukan di mana saja. Di rumah, di kantor, di pinggir jalan, di kafe, atau di warteg. Untuk pilihan warteg, mungkin kamu bisa mencoba buka puasa di warteg yang terbilang spesial karena pernah disinggahi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warteg spesial itu ada di depan Masjid Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta Pusat. Namanya Warteg Sunda Kelapa milik Hajah Djunah, 72 tahun. Warteg yang buka sepanjang hari alias 24 jam non-stop, itu pernah disinggahi oleh sejumlah tokoh nasional maupun dunia.
Setelah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi pernah makan di warteg ini. Saat itu, di akhir Oktober 2012, Hajah Djunah mengucapkan doa supaya Jokowi nantinya menjadi presiden. Doa tersebut dianggap sebagai candaan karena Jokowi baru dua pekan menjabat sebagai gubernur.
Pada Juli 2015, Hajah Djunah kembali kedatangan tamu spesial, yakni David Dameron yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris. David Cameron datang ke Masjid Sunda Kelapa untuk berdiskusi bersama sejumlah pemuka agama Islam.
Seusai bincang-bincang, dia menyempatkan diri mampir ke warteg Sunda Kelapa dan makan pisang goreng bersama Maudy Ayunda, sebagai perwakilan mahasiswi Indonesia yang kuliah di Inggris. Selain Jokowi dan David Cameron, warteg Sunda Kelapa juga pernah disambangi oleh Hamzah Haz, Anas Urbaningrum, dan Sandiaga Uno.
Suasana pelataran Masjid Sunda Kelapa menjelang waktu buka puasa, Selasa 7 Mei 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Hajah Djunah mengatakan warteg ini buka 24 jam untuk mengakomodasi orang yang buka puasa dan sahur. "Banyak orang yang iktikaf di masijd kemudian makan di sini," katanya, Selasa 7 Mei 2019. Hajah Djunah adalah generasi kedua yang melanjutkan bisnis kuliner Warteg Sunda Kelapa dan sudah berjualan di situ selama lebih dari 50 tahun.
Tidak seperti warteg pada umumnya yang ada di dalam ruangan, Warteg Sunda Kelapa berdiri di area terbuka seperti lapak pedagang kaki lima. "Menu yang paling disukai oleh pembeli biasanya tempe orek, sambal goreng kentang, dan peyek udang," ujar Djunah. Di etalase kaca, tersedia hampir 50 menu makanan yang ditawarkan.
Harga setiap makanan bervariasi, tergantung pilihan lauk-pauk. Pada umumnya Rp 20 ribu, bisa juga di bawah angka itu. Untuk sepiring nasi, semur jengkol, dan tumis jamur tiram misalnya, cukup bayar Rp 13 ribu. Murah meriah dan di tempat melegenda.