Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernah bangun tidur dengan memar di tubuh? Padahal Anda merasa tidak terjatuh atau terbentur sesuatu. Ada mitos yang mengatakan bahwa memar tanpa benturan itu karena dijilat atau dicubit setan. Tapi tentu itu hanya mitos yang tidak bisa diterima akal sehat.
Baca juga: 4 Jurus Mengatasi Memar: Pakai Es, Seberapa Efektif?
Memar atau lebam tanpa sebab bisa menjadi tanda penyakit tertentu, salah satunya adalah penyakit von Willebrand. Penyakit yang muncul karena faktor genetika ini membuat darah menjadi sulit membeku sehingga sering terjadi perdarahan. Ketika darah yang terperangkap di bawah kulit makan akan menjadi memar.
Selain memar, penyakit ini juga ditandai dengan sering mimisan, pendarahan setelah cedera, menstruasi yang lama dan berat, dan sering ada darah di urine atau feses.
Kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Tapi ada beberapa penyebab seringnya muncul memar lainnya yang cukup mengkhawatirkan. Berikut beberapa di antaranya.
1. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan memar. Antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin, dan obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin, dapat memengaruhi kemampuan pembekuan darah. Ketika darah menjadi lebih lama untuk membeku, maka darah yang terkandung dalam pembuluh darah akan bocor dan berkumpul di bawah kulit sehingga menimbulkan memar.
2. Kurang nutrisi
Kurangnya nutrisi tertentu, seperti vitamin C dan vitamin K, bisa menyebabkan memar tanpa sebab. Vitamin K dapat membantu darah membeku sehingga jika kekurangan vitamin ini, maka akan berpengaruh terhadap proses pembekuan darah. Gejala lain yang dapat muncul, yaitu menstruasi yang berat, perdarahan berlebih ketika terluka, dan gusi atau mulut berdarah.
Sementara itu, vitamin C mampu membantu kulit dan pembuluh darah untuk menahan penyebab memar. Jadi, jika kekurangan vitamin C maka kulit akan mudah memar. Selain itu, gejala lain yang mungkin dirasakan, yaitu badan lemas, kelelahan, gusi bengkak atau berdarah.
3. Kanker dan kemoterapi
Jika seseorang menderita kanker seperti leukemia, maka ia akan sering mengalami perdarahan secara berlebih dan memar. Apalagi jika dilakukan kemoterapi, maka mereka akan memiliki trombosit yang rendah. Kurangnya trombosit dapat membuat darah lebih lama membeku sehingga menimbulkan memar pada kulit. Kanker pada bagian tubuh yang berfungsi memproduksi darah dan sulit untuk makan juga memengaruhi kemampuan darah untuk membeku.
4. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan pembekuan darah. Penyakit ini terbagi menjadi dua, yaitu hemofilia A dan B. Penyebab seseorang terkena hemofilia A, yaitu karena hilangnya faktor VIII yang penting untuk pembekuan darah. Gejala hemofilia A meliputi perdarahan berlebih, memar tanpa sebab, serta nyeri sendi dan bengkak.
Sementara itu, penyebab hemofilia B adalah hilangnya faktor pembekuan darah yang disebut faktor IX. Meski penyebabnya berbeda, namun hemofilia B memiliki gejala yang sama dengan hemofilia A.
Sebenarnya, masih terdapat penyebab lain yang bisa membuat seseorang mengalami memar tanpa sebab, seperti diabetes, trombofilia, usia yang menua, sindrom Ehlers-Danlos, trombositopenia, dan penyakit lainnya.
Baca juga: Apa Arti Tanda Memar di Tubuh? Kapan Harus Dikhawatirkan?
Jika Anda merasa memiliki memar tanpa sebab yang diikuti gejala tidak nyaman lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk memastikannya.
SEHATQ.COM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini