Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masalah kesehatan dan kejadian yang menyebabkan sakit luar biasa. Dan ternyata melahirkan bukan yang dianggap paling menyakitkan. Sakit kepala cluster lah yang berada di urutan teratas, menurut sebuah penelitian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Mengenal Sakit Kepala Cluster yang Diderita YouTuber IShowSpeed
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sakit kepala cluster adalah jenis nyeri kepala yang bisa terjadi secara berulang, dengan siklus atau periode tertentu. Sakit kepala ini umumnya datang secara tiba-tiba di sekitar mata pada salah satu sisi kepala, dan menyebabkan nyeri yang sangat berat.
Kondisi ini bisa membuat penderita tak berdaya dan bisa berlangsung selama berjam-jam, berkali-kali dalam sehari, dan obat pereda nyeri tak mempan lagi. Penelitian di Amerika Serikat menemukan sakit kepala cluster lebih menyakitkan dari rasa sakit ketika melahirkan, luka akibat tembakan senjata api, dan patah tulang.
Analisa ini melibatkan 1.604 penderita sakit kepala cluster (dengan angka rata-rata 9,7 dari 10) dan membandingkan rasa sakitnya dengan selusin sakit karena cedera dan kondisi lain seperti luka tusukan senjata tajam dan serangan jantung. Sakit karena melahirkan berada di posisi kedua (7,2), diikuti pankreatitis (7,0), kondisi saat pankreas -- organ pencernaan yang kecil di belakang lambung -- bengkak parah dan menyakitkan.
Di urutan keempat dan kelima ada batu ginjal (6,9) dan batu empedu (6,3). Batu tersebut adalah kristal yang menumpuk di organ-organ tersebut dan memicu sakit parah bila membesar. Untuk analisa tersebut, para peserta diminta memberi nilai berskala 0-10. Yang juga mengejutkan, sakit karena tertembak hanya mendapat nilai 6.
Sementara masalah hernia hanya mendapat nilai 5,9, migrain 5,4, serta fibromialgia atau gangguan sistem saraf 5,2 atau sama dengan nilai patah tulang. Sedangkan serangan jantung dan skiatika sama-sama mendapat nilai 5.
Apa itu sakit kepala cluster
Dilansir dari Daily Mail, jenis sakit kepala ini menyebabkan rasa sakit yang parah, tajam, panas, dan nyeri, biasanya di satu sisi kepala, dekat mata. Kondisi ini bisa datang dan pergi begitu cepat tanpa peringatan serta bisa berlangsung selama tiga jam, bisa berulang kali dalam sehari.
Rasa sakitnya begitu menyiksa sehingga pereda nyeri seperti parasetamol dan ibuprofen kurang efektif. Para pakar belum menemukan penyebab pastinya tapi biasanya lebih banyak menyerang orang berusia 30-an dan enam kali lebih umum pada laki-laki dibanding perempuan.
Para pakar menggunakan skala di atas sebagai penunjuk pengalaman orang saat mengalami cedera atau masalah kesehatan. Akan tetapi, karena rasa sakit bersifat subyektif alias tak selalu sama pada setiap orang, skala tersebut dianggap terlalu terbatas.
Para periset, yang menerbitkan hasilnya di jurnal Headache, mengatakan akurasi nilai rasa sakit pasien bisa juga dipengaruhi ingatan yang sudah memudar. Pasalnya, mereka diminta mengingat cedera atau masalah kesehatan yang sudah terjadi bertahun-tahun lalu.