Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dampak Buruk Olahraga Berlebihan, Cedera sampai Depresi

Olahraga memang baik baik bagi kesehatan tapi bila berlebihan hasilnya justru sebaliknya. Simak penjelasan dokter.

28 Februari 2021 | 11.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rutin olahraga baik buat kesehatan dan kebugaran. Namun, jika dilakukan secara berlebihan justru akan mendatangkan dampak sebaliknya. Grace Joselini Corlesa, spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan olahraga harus dilakukan dengan dosis yang tepat dan setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk intensitasnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setiap orang itu berbeda, kalau berlebihan enggak baik atau overtraining. Kita kalau olahraga juga enggak bisa mengikuti kecepatan orang lain, makanya kalau saya meresepkan olahraga targetnya bukan berapa kilo tapi hitungan nadi dan waktu," kata Grace dalam forum "Bergerak Aktif dan Optimal".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga secara berlebihan bisa memberi dampak buruk pada kesehatan. Beberapa ciri olahraga yang berlebihan di antaranya jantung berdetak kencang meski tidak berolahraga, sering lelah, sulit berkonsentrasi, suasana hati mudah berubah, dan sering cedera.

Grace juga menyebut beberapa ciri lain dari orang yang berlebihan berolahraga adalah gangguan menstruasi, sering tidak enak badan, berat badan turun drastis, depresi, dan daya tahan tubuh yang melemah.

"Badan terasa nyeri, dehidrasi, radang tendon, gangguan tidur, nafsu makan berkurang, sering flu, dan gangguan jantung atau aritmia," ujar Grace.

Jika mulai mengalami gejala-gejala akibat olahraga berlebihan, ia menyarankan untuk segera mengurangi frekuensi berolahraga. Selain itu, cukupi juga konsumsi makanan sehat dan air minum.

"Berhenti dulu olahraganya, dijeda dulu, konsultasi, bukan berhenti total tapi dikurangi atau diganti jenis olahraganya. Terus frekuensinya dikurangi, cukupi waktu istirahat, istirahat juga bagian dari olahraga, dan yang paling penting analisa dari dokter," kata mantan dokter timnas sepakbola wanita AFF itu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus