Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Berita Tempo Plus

Dari Pekalongan Sampai Cikelet

28 Agustus 2006 | 00.00 WIB

Dari Pekalongan Sampai Cikelet
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pandemi, wabah global, flu burung tinggal menunggu waktu. Begitu menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tentu tak ada seorang pun yang berharap skena-rio mengerikan wabah global flu burung, yang diperkira-kan menelan jutaan korban, bakal jadi nyata.

Di Indonesia, pergerakan flu burung cukup membikin hati kebat-kebit. Betapa tidak? Pertama kali melanda unggas, Agustus 2003, kini flu burung sudah merangsek hebat. Jutaan unggas terpaksa dimusnahkan. Dan, ada 62 kasus pada manusia, 47 di antaranya meninggal.

Sejauh ini, belum terbukti ada penularan antarmanusia. Ketujuh kluster, sekelompok pasien yang memiliki hubungan darah, juga diketahui tertular dari unggas. Walau demikian, kewaspadaan tak boleh kendur.

Berikut ini perjalanan flu burung di Indonesia:

29 Agustus 2003 Flu burung pertama kali dilaporkan menyerang unggas di Indonesia. Bermula dari peternakan ayam di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Sampai kini 28,9 juta unggas yang tersebar di 22 provinsi telah dimusnahkan.

Kluster 1. 21 Juli 2005 Iwan Siswara Rape’i, 38 tahun, dan dua anaknya, Sabrina (7) dan Thalitha (1), tinggal di Tangerang, Ban-ten, meninggal karena flu -burung.

Kasus ini disebut sebagai kluster flu burung pertama di Indonesia. Keluarga Iwan diperkirakan terinfeksi virus dari burung piaraan te-tangga.

Kluster 2. 10 september 2005 Rini Dina, 37 tahun, dan keponakannya, Firdaus, war-ga Petukangan, Jakarta Selatan, terbukti positif flu burung. Rini kemudian meninggal, sedangkan Firdaus sembuh. Rini dan Firdaus diperkirakan terinfeksi virus dari pupuk kandang yang tercemar virus H5N1.

Kluster 3. oktober 2005

Abdul Qadir Zaenu-ddin, 63 tahun, dan anaknya, Anas Zaki Zaenuddin, 22 tahun, warga Patria Jaya, Kecamatan Pondok Melati, Be-ka-si, Jawa Barat.

Kluster 4. desember 2005 Ina Sholati, 19 tahun, dan keponakannya, Ilham Juna-edi, 9 tahun, yang tinggal di Tangerang, Banten.

Kluster 5. 15 januari 2006 Nurrohmah, 13 tahun, dan Endrawan, 4 tahun, tinggal di Indramayu, Jawa Barat.

Kluster 6. 5 februari 2006 Herdiansyah, 20 tahun, dan keponakannya, Herdi Septian, warga Tanggamus, Lampung.

Kluster 7. juni 2006 Inilah kluster paling b-esar di Indonesia. Menimpa ke-luarga Puji Br Ginting, Do-wes ginting, 35 tahun, Johannes Ginting (25), Roy Karo-Karo (19), Ana Br Ginting (29), dan Rafael (8), yang tinggal di Karo, Sumatera Utara.

cikelet. agustus 2006 Yang terjadi di Cikelet, Garut, memang bukan termasuk kluster. Namun, mengingat si-tuasi geografis dan kondisi lingkungan, flu burung di Cikelet berisiko berkembang serius. Sejauh ini tiga orang dipastikan positif flu burung, dua di antaranya meninggal, dan 20 orang berstatus dicurigai mengidap flu burung.

Sunariah, Suseno

(Sumber: Depkes, Tempo News Room)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus