Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Di Jerman, Tidak Perlu Khawatir Bila Karya Seni Rusak

Kerusakan pada karya seni yang bernilai tinggi tentu bukan sesuatu yang diharapkan. Ini yang dilakukan seniman di Jerman bila karyanya rusak.

20 Oktober 2018 | 14.21 WIB

Karya seniman asal Jerman, Franziska Fennert dalam pameran di Sangkring Art Project, Yogyakarta, 15-25 Januari 2015. (TEMPO/Shinta Maharani)
Perbesar
Karya seniman asal Jerman, Franziska Fennert dalam pameran di Sangkring Art Project, Yogyakarta, 15-25 Januari 2015. (TEMPO/Shinta Maharani)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kerusakan pada karya seni yang bernilai tinggi tentu bukan sesuatu yang diharapkan. Namun bila itu terjadi di Jerman, para kolektor atau museum tidak perlu khawatir.

Baca: Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka telah membayar sejumlah uang sebagai premi di asuransi AXA untuk berjaga-jaga apabila karya seni miliknya rusak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sebagai salah satu penyedia asuransi benda seni terbesar di dunia, mereka telah memperbaiki sekitar 80 persen dari karya seni yang rusak. Sedangkan sisanya yang tidak bisa diperbaiki atau memerlukan biaya terlalu mahal untuk proses perbaikan akan disimpan dalam gudang yang berlokasi di dekat kota Jerman Barat, Cologne.

Dalam catatan pihak asuransi, ada lebih dari 300 karya yang rusak karena tergores dan robek. Beberapa di antaranya adalah karya-karya seniman terkenal seperi Gerhard Richter, Christo, dan Giorgio de Chirico.

Kepala Asuransi Seni AXA Kai Kuklinski mengatakan bahwa pihaknya akan menyimpan karya seni milik kolektor setelah membayar kompensasi atau ganti rugi atas karya tersebut. Dengan kata lain, karya yang tidak dapat diperbaiki menjadi milik pihak asuransi. "Tujuan utamanya adalah untuk menjaga seni ini karena terlalu sayang untuk membuangnya," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.

Nantinya, AXA akan menyumbangkan karya-karya tersebut - lukisan, barang koleksi, dan barang antik - untuk proyek penelitian. Sedangkan yang lainnya akan dilelang untuk amal dan ada yang disimpan apabila masih ada kemungkinan dapat diperbaiki di kemudian hari. Tentunya setelah teknik restorasi telah berkembang lebih baik. "Kalau tidak, kami menyimpan barang-barang selama bertahun-tahun, hingga puluhan tahun, di gudang kami," katanya.

Baca: 5 Alasan Mengapa Barang yang Dilelang Harganya Fantastis

Menurutnya, salah satu karya seni yang rusak parah dan sulit diperbaiki adalah lukisan karya Giorgio de Chirico di sebuah rumah yang nyaris hancur karena terkena bola.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus