Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi difteri akan berlangsung dengan cepat. Begitu disebutkan Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri menyebut ada tiga jenis bakteri Corynebacterium diphtheriae yakni mitis, intermedius, dan gravis. Jenis yang disebut terakhir paling mematikan. Celakanya, gejala klinis akibat ketiga jenis bakteri ini tidak bisa dibedakan kecuali pasien diperiksa di laboratorium. Makin banyak bakteri berkembang biak, makin banyak racun yang dihasilkan. Artinya, makin banyak pula racun yang diikat sel-sel otot. Ini memperbesar risiko kematian.
Baca juga:
Viral Trompet Tularkan Difteri, Betulkah? Simak Penjelasan Ahli
Kaleidoskop 2017, ini 5 Kejadian Bunuh Diri Terheboh
Rahasia Hari Kelahiran: Kamis Cerdas dan Petualang, Hari Lainnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri mengimbau para ibu tidak menyepelekan demam. Jangan lagi berpegang pada prinsip kalau belum sakit banget, tidak perlu dilarikan ke rumah sakit. Agar difteri tidak berujung maut, kenali empat gejala yang muncul pada 3 hari pertama.
“Pertama, demam. Kedua, nyeri saat menelan. Lalu cek rongga mulutnya, ada pseudomembran, enggak? Ketiga, hari ketiga, dengarkan tarikan napasnya. Jika ada bunyi 'ngik-ngik' itu difteri. Segera bawa anggota keluarga Anda ke rumah sakit. Terakhir, perhatikan dengan saksama area leher dan pipi. Kalau bengkak, itu kemungkinan besar difteri. Jangan buang waktu,” Sri membeberkan.
Hindra menambahkan, infeksi (termasuk difteri) dihasilkan oleh interaksi tubuh pasien dengan bakteri atau virus serta kondisi lingkungan yang tidak bersih. Karenanya, penyembuhan pasien difteri sangat bergantung pada keseimbangan keadaan. Keseimbangan keadaan terdiri dari menguatnya daya tahan tubuh pasien, kebersihan lingkungan, dan penanganan bakteri.
“Jika keseimbangan itu tercapai, maka dari 10 pasien difteri kemungkinan hanya 1 yang meninggal. Jika kondisi tidak seimbang, 1 dari 2 orang yang terinfeksi difteri meninggal. Ingat pada hari ketujuh, toksin bakteri difteri terbawa oleh darah. Ini berpotensi mengganggu kinerja jantung,” Hindra mengakhiri perbincangan.