Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Agar tetap terhidrasi, aturan praktis yang populer adalah minum setidaknya delapan gelas air berukuran 240ml per hari. Namun, sebagian orang mungkin bertanya-tanya apakah sparkling water atau air minum soda dapat dihitung sebagai bagian dari tujuan tersebut.
Sparkling Water dan Air Biasa
Bahan utama dalam air berkarbonasi atau biasa dikenal sebagai sparkling water adalah air dan karbondioksida. Namun, beberapa jenis air berkarbonasi memiliki tambahan perasa dan mineral seperti natrium bikarbonat, kalium sulfat, dan natrium klorida.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenis air berkarbonasi yang paling umum adalah sebagai berikut dikutip dari Healthline:
- Sparkling water atau seltzer water. Jenis ini adalah air keran yang telah disaring dan dikarbonasi secara artifisial.
- Air mineral. Gas dalam air ini terjadi secara alami, tetapi dapat diperkuat dengan karbon dioksida tambahan, baik secara buatan maupun dari sumber yang sama dengan air.
- Air soda. Selain karbon dioksida, air ini mengandung natrium bikarbonat dan mungkin senyawa lain untuk mengatur keasamannya.
- Air tonik. Air berkarbonasi dan bermineral ini juga mengandung kina, yang memberikan rasa pahit yang sering kali ditutupi oleh pemanis dan perasa.
Ketika karbondioksida larut dalam air, maka pH-nya turun, menghasilkan minuman yang sedikit asam. Produk akhirnya bersoda, yang mungkin membuatnya lebih menarik daripada air biasa bagi banyak orang.
Hidrasi Sparkling Water
Dikutip dari Healthline, sparkling water bisa menjaga tubuh tetap terhidrasi. Tetap terhidrasi sangat penting, karena dehidrasi dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, perubahan suasana hati, dan perkembangan penyakit kronis seiring waktu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah studi menyelidiki efek hidrasi dari 13 minuman, termasuk air soda, dengan menetapkan indeks hidrasi minuman (BHI) setiap minuman. BHI mengevaluasi volume urin yang dihasilkan oleh minuman apa pun dibandingkan dengan air putih. Studi tersebut menyimpulkan bahwa air soda sama menghidrasinya dengan air putih.
Lebih jauh, studi tersebut menentukan bahwa minuman dengan kandungan mineral yang lebih tinggi cenderung lebih menghidrasi. Sementara beberapa air soda mungkin memiliki lebih banyak natrium daripada air biasa, kandungan natrium air biasa dapat sangat bervariasi berdasarkan lokasi geografis.
Sebuah studi lama juga tidak menemukan perbedaan signifikan dalam tingkat hidrasi setelah orang minum berbagai minuman, termasuk air putih dan air berkarbonasi. Oleh karena itu, sparkling water berkontribusi pada asupan air harian. Menurut Departemen Pertanian AS (USDA), pria harus mendapatkan 125 ons (3,7 liter) air total per hari dan wanita 91 ons (2,7 liter), yang mencakup air dari makanan.
Apakah Sparkling Water Lebih Baik dari Air Biasa?
Saat memilih antara air soda dan air biasa, sebaiknya pilih air yang membantu Anda minum lebih banyak air di siang hari. Jika Anda menyukai buih dari karbondioksida, ini dapat meningkatkan asupan air harian Anda.
Penelitian menunjukkan bahwa buih air soda sangat meningkatkan kemampuannya untuk menahan rasa haus, yang dapat menyebabkan orang minum lebih sedikit air. Namun, yang lain mungkin merasa bahwa karbonasi berdampak positif pada seberapa banyak air yang mereka minum.
Jika Anda rentan terhadap kembung, pertimbangkan untuk menghindari air soda dan minuman berkarbonasi lainnya, karena dapat memperburuk kondisi ini. Namun, kedua jenis air tersebut sama-sama menghidrasi, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahkan menganjurkan air soda bagi mereka yang tidak menyukai air putih.
Pastikan untuk membaca label nutrisi pada sparkling water Anda dan hindari air yang diberi tambahan gula, karena jenis air yang dimaniskan dengan gula dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2.
Pilihan editor: Plus Minus Minum Sparkling Water