Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dokter Sebut Alasan Nasi Tak Baik untuk Makanan Kucing

Dokter hewan menegaskan pentingnya menghentikan kebiasaan memberi nasi kepada kucing. Ini sebabnya.

31 Januari 2021 | 11.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kucing. Sumber: Unsplash/asiaone.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Karbohidrat buat manusia adalah salah satu sumber energi utama yang menjadikan makanan seperti nasi tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Namun, hal yang sama tidak berlaku untuk kucing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, dokter hewan menegaskan pentingnya menghentikan kebiasaan memberi nasi kepada kucing. Menurut drh. Radhiyan Fadiar Sahistya, kucing tidak mampu mencerna karbohidrat menjadi sumber energi secara baik sebab energi utama kucing berasal dari protein. Saat kadar protein berkurang, kucing menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lantas, apa akibatnya jika kucing mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat? Karena kucing tidak dapat mencerna karbohidrat dengan baik, maka efeknya adalah gula darah meningkat secara drastis," kata Radhiyan dalam webinar "Pentingnya Gizi Pada Anjing dan Kucing di Masa Pandemi".

Berlebihan memberikan nasi dapat mengakibatkan kasus diabetes kepada kucing, terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa.

Sama seperti manusia, memberikan makanan dengan nutrisi seimbang kepada hewan peliharaan juga penting agar bisa tumbuh dengan baik. Semua harus dalam porsi yang pas. Bila berlebihan, anjing atau kucing bisa mengalami gangguan ginjal, khususnya yang berusia di atas 7 tahun.

Dia menjelaskan itulah mengapa makanan-makanan hewan peliharaan dari pabrik dipisahkan berdasarkan kategori usia, yakni makanan untuk anak kucing atau anjing, juga untuk hewan yang sudah dewasa. Anak kucing atau anjing sebetulnya masih mendapat asupan nutrisi dari air susu induk.

Organ pencernaan mereka belum berkembang sempurna sehingga butuh nutrisi berbentuk cairan. Ketika sudah menginjak usia 1-2 bulan, mereka bisa belajar makan selain susu. Berikan makanan yang ukurannnya kecil dan lembut agar anak anjing atau kucing tidak kesulitan memakannya.

Setelah berusia 2-3 bulan, Anda bisa mulai memberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat. Kadar protein dalam makanan khusus kucing atau anjing dewasa lebih rendah untuk menunjang fungsi ginjal yang menurun. Kucing dan anjing juga butuh asupan serat.

Bila kurang serat, mereka bisa mengalami diare. Tapi bila berlebihan juga bakal mengakibatkan sembelit. Vitamin juga dibutuhkan dalam porsi yang pas. Kekurangan vitamin mengakibatkan hilang nafsu makan, sementara kelebihan vitamin bisa berujung pada masalah kesehatan.

Lemak, sumber energi kedua baik untuk anjing dan kucing, lebih banyak diberikan pada formulasi pakan yang ditujukan untuk anjing atau kucing yang sedang bunting serta menyusui, atau hewan yang sedang sakit sebab lemak bisa meningkatkan selera makan dan menyediakan 2,5 kali energi lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat dengan berat yang sama.

"Namun, pemberian lemak secara berlebihan tidak baik karena bisa memicu gangguan kesehatan," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus