Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dukungan Teknologi Atasi Kusta Perlu Diproduksi Massal

Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis minta Indonesia mencontoh India yang menghadirkan teknologi mengatasi kusta dalam jumlah banyak.

4 Februari 2025 | 20.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyandang kusta yang telah diamputasi kakinya ikut melakukan pencoblosan pemilihan umum Walikota dan Wakil Walikota Tangerang di kawasan Sitanala, Tangerang, Banten, (31/8). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis Luh Karunia Wahyuni mengungkapkan, riset hingga teknologi pendukung penanganan penyakit kusta perlu dibuat dalam jumlah yang lebih banyak untuk Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk kusta tantangan sekali lagi menerjemahkan yang (teknologi) canggih ini menjadi hal yang masal. Teknologi tantangan,” ujar dokter Luh dalam webinar bertajuk "Potensi Teknologi dalam Meningkatkan Kemandirian Pasien Kusta" yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.

Ia menjelaskan bahwa lewat pengembangan produk massal untuk penanganan penyakit kusta, sebagaimana yang telah dilakukan oleh India maka mampu mendukung mengeliminasi jumlah penderita kusta.

Pengobatan primer dan sekunder akibat penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ini dapat dilakukan secara tuntas sehingga dampak lain penyakit ini dapat diselesaikan serta penderita dapat beraktivitas secara normal.

“Kita harus mengakui di India sudah bisa lakukan riset untuk hal yang begitu canggih menerjemahkannya menjadi produk yang digunakan secara populasi atau massal, untuk yang wilayah ada kantong-kantong (wilayah yang tinggi penularan kusta) itu,” katanya.

Ia mengakui, hingga kini pihaknya memang tengah mengembangkan teknologi menjadi sejumlah produk untuk mendukung rehabilitasi kusta. Pada tahap yang tak lagi fokus pada infeksi bakteri ini, pasien bisa dibantu dengan produk medis yang berbasis teknologi misalnya kaki palsu yang dibantu dengan robotik untuk kembali menormalkan sistem sensorik dan motorik yang tergangggu (dampak sekunder).

“Ada alas kaki spesifik, analisa pola jalan namun untuk kusta tantangannya adalah bagaimana kita menerjemahkan hal yang keilmuan canggih menjadi hal yang bersifat di populasi, tantangan kita bersama,” ujarnya pula.

Dengan pengembangan teknologi sebagaimana yang dilakukan di India, ia berharap pada masa mendatang Indonesia juga mampu menghadirkan produk medis untuk mendukung pasien dalam tahap rehabilitasi penyakit dengan harga yang murah, terjangkau dan dapat diakses dengan mudah.

Dirinya juga menyoroti akses penderita kusta terhadap kesehatan patut menjadi perhatian bersama. Pasalnya masih ada stigma-stigma negatif yang berkembang di masyarakat yang menyebabkan pasien enggan berobat. “Ada komponen khusus stigma ada anggapan hal ini sesuatu yang masih belum kita tangani itu. Ini juga mempengaruhi bagaimana akses pasien terhadap kesehatan,” katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus