Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Fenomena Citayam Fashion Week, Apa Kata Pakar Komunikasi Unair?

Citayam Fashion Week yang muncul belakangan ini menuai banyak respons dari masyarakat. Apa kata pakar komunikasi Universitas Airlangga?

21 Juli 2022 | 15.30 WIB

Artis sekaligus DJ, Dinar Candy juga ikut menjajal ke Citayam Fashion Week. Ia tampil dengan outfit berwarna cerah dan bercorak. Dinar tampak menggandeng seorang remaja saat berpose sambil berjalan ala model. YouTube/Dinar Candy
Perbesar
Artis sekaligus DJ, Dinar Candy juga ikut menjajal ke Citayam Fashion Week. Ia tampil dengan outfit berwarna cerah dan bercorak. Dinar tampak menggandeng seorang remaja saat berpose sambil berjalan ala model. YouTube/Dinar Candy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena Citayam Fashion Week belakangan ini viral dan wira-wiri mengisi timeline konten media sosial, baik TikTok, Twitter, Facebook, maupun Instagram. Keberadaannya menuai banyak respons dari berbagai pihak. Salah satunya disampaikan pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Rachmah Ida.

Ida menilai fenomena tersebut adalah bentuk ekspresi atas absennya ruang ekspresi. “Keberadaan Citayam Fashion Week menunjukkan bahwa terdapat ruang baru, berupa ruang publik yang sebelumnya tidak mereka dapatkan,” kata dia seperti dikutip Tempo dari laman unair.ac.id, Selasa, 19 Juli 2022.

Menurut Ida, para remaja yang tergabung dalam Citayam Fashion Week berusaha mendobrak tren busana belakangan ini. Saat ini sebagian besar tren busana didominasi oleh gaya pakaian kalangan middle-upper class dengan merek-merek ternama. "Tidak semua orang bisa mengakses tren tersebut. Citayam Fashion Week berusaha menyajikan ‘gaya fashion jalanan’ yang juga tak kalah menarik,” ujarnya.

Gaya urban-street fashion, kata dia, seringkali termarjinalkan karena dianggap norak dan tidak pantas. Hal ini membuatnya tidak mendapat ruang untuk diakomodiasikan oleh media. Ida menambahkan keberadaan Citayam Fashion Week adalah fenomena unik dan berbeda. “Citayam Fashion Week adalah bentuk liberated young people, ekspresi kebebasan diri anak muda dari kungkungan kapitalisme busana,” katanya.

Viralnya Citayam Fashion Week pun tidak bisa dilepaskan dari faktor media sosial, khususnya TikTok. Sebagai media sosial gratis, TikTok banyak digandrungi oleh masyarakat midle-lower class. Hal ini membuat subkultur yang selama ini tidak mendapat ruang. bisa bermunculan. Keberadaan Citayam Fashiion Week pun perlu diterima oleh berbagai pihak. “Setiap kebudayaan berhak menampilan eksistensi atas identitasnya,” ujarnya.

Citayam Fashion Week adalah sebutan untuk fenomena komunitas anak-anak remaja yang memakai pakaian modis gaya street-style di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di Stasiun MRT BNI Dukuh Atas dan Terowongan Kendal. Konsep street fashion ini memiliki konsep yang mirip dengan Harajuku di Jepang. Keberadaan Citayam Fashion Week pun menuai banyak komentar dari berbagai lapisan masyarakat.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Citayam Fashion Week Dinilai Sebagai Gerakan Brilian, Perlu Apresiasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus