Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Festival Jenang Solo 2025: Ada Aksi Parut Kelapa Massal, hingga Pembagian 10 Ribu Takir Jenang

Festival Jenang Solo (FJS) akan kembali menyemarakkan peringatan Hari Jadi ke-280 Kota Solo, pada Senin, 17 Februari 2025 di Pamedan Pura Mangkunegaran dan koridor Ngarsapura atau di Jalan Diponegoro Solo

11 Februari 2025 | 20.30 WIB

Ilustrasi salah satu jenis jenang yang akan disuguhkan dalam gelaran Festival Jenang Solo (FJS) 2025 di Pamedan Pura Mangkunegaran dan koridor Ngarsapura Solo, Jawa Tengah, pada 17 Februari 2025 mendatang. Foto: Dokumentasi Panitia FJS 2025.
Perbesar
Ilustrasi salah satu jenis jenang yang akan disuguhkan dalam gelaran Festival Jenang Solo (FJS) 2025 di Pamedan Pura Mangkunegaran dan koridor Ngarsapura Solo, Jawa Tengah, pada 17 Februari 2025 mendatang. Foto: Dokumentasi Panitia FJS 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Solo - Festival Jenang Solo atau FJS akan kembali menyemarakkan peringatan Hari Jadi ke-280 Kota Solo, pada Senin, 17 Februari 2025. Gelaran FJS 2025 itu akan bertempat di Pamedan Pura Mangkunegaran dan koridor Ngarsapura atau di Jalan Diponegoro Solo, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Artistik Direktur FJS 2025, Heru Mataya mengemukakan penyelenggaraan FJS yang ke-14 tersebut sekaligus untuk mangayubagya atau menyambut peringatan kenaikan tahta atau Jumenengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tema yang diangkat dalam FJS kali ini adalah "Mustika Jenang Nusantara". "Kata mustika pada tema ini terinspirasi oleh buku yang berjudul Mustika Rasa, sebuah buku yang mendokumentasikan beragam resep masakan nusantara yang disusun oleh pemerintah Indonesia," ujar Heru kepada wartawan di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Februari 2025. 

Penerbitan buku tersebut diprakasai oleh Presiden Soekarno dan diterbitkan pada tahun 1967 oleh Departermen Pertanian. Ini menunjukkan bagaimana Soekarno memaknai ragam makanan khas nusantara dengan kata mustika merupakan suatu penghormatan terhadap eksistensi makanan nusantara. Bahwa terdapat pengetahuan resep masakan dan pengetahuan bahan yang dihasilkan dari kekayaan ragam hayati, yang menghasilkan beragam kualitas rasa.  

Warga kota Solo antusias melihat Festival Jenang Solo di kawasan Ngarsopuro, Surakarta, Jawa Tengah, 17 Februari 2017. Sebanyak 272 takir Jenang dihidangkan secara gratis untuk menyambut HUT kota Surakarta yang ke 272. TEMPO/Bram Selo Agung

"Ingatan masa lalu terhadap Mustika Rasa menjadi spirit dan transformasi nilai pada FJS 2025. Jenang sebagai asupan bergizi yang dibuat oleh mayoritas kaum perempuan Indonesia merupakan mustika untuk ketahanan pangan bangsa dan sekaligus menjadi peluang untuk pengembangan ekonomi kreatif," tuturnya.

Pada perhelatan FJS 2025, Heru mengatakan akan diadakan pembagian 10 ribu takir jenang nusantara, masak jenang besar, marut kelapa massal anak-anak, kirab jenang, pergelaran seni, dan pasar jenang yang menampilkan para pembuat jenang yang masih eksis sampai saat ini.  

"Jenang bukan hanya sekedar makanan, di balik jenang terdapat kekhasan rasa, pengetahuan, makna dan simbol kehidupan, dan nilai kreativitas dari sang pembuatnya," katanya. 

Ia menambahkan tradisi jenang tersebut akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Beragam jenang yang terdapat di daerah-daerah Indonesia menunjukkan kecerdasan masyarakat dalam beradaptasi dengan potensi lokal daerahnya. "Keberagaman jenang ini juga membawa jenang sebagai simbol pemersatu bangsa," ucap dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus