Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Festival Jenang Solo atau FJS akan kembali menyemarakkan peringatan Hari Jadi ke-280 Kota Solo, pada Senin, 17 Februari 2025. Gelaran FJS 2025 itu akan bertempat di Pamedan Pura Mangkunegaran dan koridor Ngarsapura atau di Jalan Diponegoro Solo, mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artistik Direktur FJS 2025, Heru Mataya mengemukakan penyelenggaraan FJS yang ke-14 tersebut sekaligus untuk mangayubagya atau menyambut peringatan kenaikan tahta atau Jumenengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tema yang diangkat dalam FJS kali ini adalah "Mustika Jenang Nusantara". "Kata mustika pada tema ini terinspirasi oleh buku yang berjudul Mustika Rasa, sebuah buku yang mendokumentasikan beragam resep masakan nusantara yang disusun oleh pemerintah Indonesia," ujar Heru kepada wartawan di Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Februari 2025.
Penerbitan buku tersebut diprakasai oleh Presiden Soekarno dan diterbitkan pada tahun 1967 oleh Departermen Pertanian. Ini menunjukkan bagaimana Soekarno memaknai ragam makanan khas nusantara dengan kata mustika merupakan suatu penghormatan terhadap eksistensi makanan nusantara. Bahwa terdapat pengetahuan resep masakan dan pengetahuan bahan yang dihasilkan dari kekayaan ragam hayati, yang menghasilkan beragam kualitas rasa.
Warga kota Solo antusias melihat Festival Jenang Solo di kawasan Ngarsopuro, Surakarta, Jawa Tengah, 17 Februari 2017. Sebanyak 272 takir Jenang dihidangkan secara gratis untuk menyambut HUT kota Surakarta yang ke 272. TEMPO/Bram Selo Agung
"Ingatan masa lalu terhadap Mustika Rasa menjadi spirit dan transformasi nilai pada FJS 2025. Jenang sebagai asupan bergizi yang dibuat oleh mayoritas kaum perempuan Indonesia merupakan mustika untuk ketahanan pangan bangsa dan sekaligus menjadi peluang untuk pengembangan ekonomi kreatif," tuturnya.
Pada perhelatan FJS 2025, Heru mengatakan akan diadakan pembagian 10 ribu takir jenang nusantara, masak jenang besar, marut kelapa massal anak-anak, kirab jenang, pergelaran seni, dan pasar jenang yang menampilkan para pembuat jenang yang masih eksis sampai saat ini.
"Jenang bukan hanya sekedar makanan, di balik jenang terdapat kekhasan rasa, pengetahuan, makna dan simbol kehidupan, dan nilai kreativitas dari sang pembuatnya," katanya.
Ia menambahkan tradisi jenang tersebut akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Beragam jenang yang terdapat di daerah-daerah Indonesia menunjukkan kecerdasan masyarakat dalam beradaptasi dengan potensi lokal daerahnya. "Keberagaman jenang ini juga membawa jenang sebagai simbol pemersatu bangsa," ucap dia.
Pilihan editor: Jenang Suran, Kuliner Khas Solo yang Hanya Ada di Bulan Sura