Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Food Story Teller Ade Putri Paramadita Terkesan 3 Kuliner Ini

Ade Putri Paramadita, seorang food storyteller ternyata terkesan dengan kuliner Bali, Manado, dan Aceh. Di Kampoeng Legenda ia bertutur pengalamannya.

8 Agustus 2019 | 22.45 WIB

Ade Putri Paramadita, pencetus sebutan food storyteller bertutur pengalaman kulinernya di Kampoeng Legenda. TEMPO/Bram Setiawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ade Putri Paramadita, pencetus sebutan food storyteller bertutur pengalaman kulinernya di Kampoeng Legenda. TEMPO/Bram Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ade Putri Paramadita, pencetus sebutan food storyteller berbagi cerita tentang tiga makanan yang paling mengesankan yang pernah ia cicipi. Ade menyukai kuliner Bali, Manado, dan Aceh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Makanan Bali aku suka lawar," katanya saat menghadiri acara kuliner 'Kampoeng Legenda' di Mal Ciputra Jakarta, Kamis, (8/8). Ia menyukai lawar jenis apa pun, termasuk klungah -- sejenis lawar yang menggunakan campuran kelapa muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sedangkan makanan khas Manado, ia menyukai tinorangsak dan woku. Untuk woku, Ade lebih menyukai yang menggunakan cumi-cumi. "Masakan Bali dan Manado, kalau melihat bahan-bahannya itu kompleks banget. Karena, dalam satu makanan bisa menggunakan belasan bumbu atau rempah," tuturnya.

Namun, ia menceritakan bahwa belum lama ini sangat terkesan ketika menyantap kuliner khas Aceh, rujak u groh, "Rujak u groh dibuat dari batok kelapa yang masih muda," ujarnya.

Menurut dia setelah banyak mencicipi kuliner nusantara di berbagai daerah, bahwa makanan Indonesia umumnya mengandung serat, karbohidrat, dan protein. "Jadi tinggal mengatur apa yang dimakan biar seimbang," katanya.

Ia mengakui bahwa kuliner nusantara banyak yang telah dikreasikan. Namun, ujar dia, hal terpenting adalah menjaga agar tetap autentik. "Kalau semuanya terlalu modern, terus aslinya seperti apa nanti hilang," ujarnya.

Menurut dia, kuliner Nusantara memang menggunakan bermacam-macam rempah. Ia mencontohkan rendang, meski warnanya cenderung monoton, namun campuran bumbunya sangat banyak.

"Satu makanan bisa kompleks begitu bahannya. Misalnya rendang, warnanya hanya cokelat kemerahan, tapi bumbu di dalamnya luar biasa kompleks," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus