Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keguguran, atau aborsi spontan, adalah peristiwa yang mengakibatkan hilangnya janin sebelum usia kehamilan 20 minggu. Biasanya terjadi pada trimester pertama, atau tiga bulan pertama kehamilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keguguran dapat terjadi karena berbagai alasan medis, melaporkan dari healthline, banyak di antaranya tidak berada dalam kendali seseorang. Namun, dengan mengetahui faktor risiko, tanda, dan penyebabnya, Anda dapat lebih memahami kejadian ini dan mendapatkan dukungan atau perawatan yang mungkin Anda perlukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala Keguguran
Gejala keguguran bervariasi, tergantung pada tahap kehamilan Anda. Dalam beberapa kasus, keguguran terjadi begitu cepat sehingga Anda mungkin tidak tahu bahwa Anda hamil sebelum keguguran.
Berikut adalah beberapa gejala keguguran:
- Bercak darah yang banyak
- Perdarahan vagina
- Keluarnya jaringan atau cairan dari vagina Anda
- Sakit perut yang parah atau kram
- Nyeri punggung ringan hingga berat
Segera hubungi dokter Anda jika Anda mengalami gejala-gejala ini selama kehamilan Anda. Anda juga dapat mengalami gejala-gejala ini tanpa mengalami keguguran. Tetapi dokter Anda akan melakukan tes untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.
Penyebab keguguran
Meskipun ada beberapa hal yang meningkatkan risiko keguguran, umumnya hal ini bukan akibat dari sesuatu yang Anda lakukan atau tidak Anda lakukan. Jika Anda mengalami kesulitan mempertahankan kehamilan, dokter Anda mungkin akan memeriksa beberapa penyebab keguguran yang diketahui.
Selama kehamilan, tubuh Anda memasok hormon dan nutrisi ke janin Anda yang sedang berkembang. Ini membantu janin Anda tumbuh. Sebagian besar keguguran trimester pertama terjadi karena janin tidak berkembang secara normal. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan hal ini.
1. Masalah genetik atau kromosom
Kromosom menyimpan gen. Pada janin yang sedang berkembang, satu set kromosom dikontribusikan oleh ibu dan satu lagi oleh ayah.
Contoh kelainan kromosom ini meliputi:
- Kematian janin dalam kandungan: Embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang sebelum Anda melihat atau merasakan gejala keguguran.
- Ovum yang rusak: Tidak ada embrio yang terbentuk sama sekali.
- Kehamilan mola: Kedua set kromosom berasal dari ayah, tidak ada perkembangan janin yang terjadi.
- Kehamilan mola parsial: Kromosom ibu tetap ada, tetapi ayah juga memberikan dua set kromosom.
Kesalahan juga dapat terjadi secara acak ketika sel-sel embrio membelah, atau karena sel telur atau sel sperma yang rusak. Masalah pada plasenta juga dapat menyebabkan keguguran.
2. Kondisi yang mendasari dan kebiasaan gaya hidup
Berbagai kondisi kesehatan yang mendasari dan kebiasaan gaya hidup juga dapat mengganggu perkembangan janin. Olahraga dan hubungan seksual tidak menyebabkan keguguran. Bekerja juga tidak akan memengaruhi janin, kecuali jika Anda terpapar bahan kimia atau radiasi yang berbahaya.
Kondisi yang dapat mengganggu perkembangan janin meliputi:
- Pola makan yang buruk, atau kekurangan gizi
- Penggunaan narkoba dan alkohol
- Usia ibu yang sudah lanjut
- Penyakit tiroid yang tidak diobati
- Masalah dengan hormon
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Infeksi
- Trauma
- Obesitas
- Masalah dengan leher rahim
- Rahim berbentuk tidak normal
- Tekanan darah tinggi yang parah
- Keracunan makanan
- Obat-obatan tertentu
Selalu periksa dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi obat apa pun untuk memastikan obat tersebut aman digunakan selama kehamilan.
Risiko keguguran
Sebagian besar keguguran disebabkan oleh penyebab alami dan tidak dapat dicegah. Namun, faktor risiko tertentu dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami keguguran. Faktor-faktor ini meliputi:
- Trauma tubuh
- Paparan bahan kimia atau radiasi berbahaya
- Penggunaan narkoba
- Penyalahgunaan alkohol
- Konsumsi kafein yang berlebihan
- Merokok
- Dua atau lebih keguguran berturut-turut
- Memiliki berat badan kurang atau kelebihan berat badan
- Kondisi kronis dan tidak terkontrol, seperti diabetes
- Masalah dengan rahim atau leher rahim
Usia yang lebih tua juga dapat memengaruhi risiko keguguran. Wanita yang berusia di atas 35 tahun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi daripada wanita yang berusia lebih muda. Risiko ini akan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Mengalami satu kali keguguran tidak meningkatkan risiko Anda untuk mengalami keguguran lainnya. Faktanya, sebagian besar wanita akan terus mengandung hingga cukup bulan. Keguguran berulang sebenarnya cukup jarang terjadi.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.