Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - CISDI mengajak anak muda untuk mempopulerkan gaya hidup sehat dengan cara menyenangkan melalui Primary Healthcare Festival atau PHC Fest. Kegiatan yang diselenggarakan sejak 2023 ini, menyuguhkan serangkaian diskusi publik bertajuk Bincang Sehat yang mengupas berbagai topik kesehatan relevan dengan keseharian masyarakat. Agenda ini menghadirkan beragam narasumber dari berbagai latar belakang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehadiran skrining gratis di Puskesmas Kaget adalah ciri khas PHC Fest. “Tahun lalu, lebih dari 1.000 orang mengunjungi PHC Fest perdana. Mereka–kebanyakan orang muda–antusias mendatangi booth-booth Puskesmas Kaget untuk memeriksakan kesehatan,” kata Chief of Research and Policy CISDI Olivia Herlinda dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 13 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PHC Fest bertujuan mengenalkan layanan kesehatan primer atau primary health care (PHC) kepada masyarakat. Alih-alih berobat ketika sudah sakit, CISDI mendorong masyarakat melakukan pencegahan dan deteksi dini penyakit dengan rutin memeriksakan kesehatan di layanan kesehatan primer, misalnya puskesmas, praktik dokter mandiri, dan klinik pratama.
Melalui PHC Fest, CISDI mengajak publik “merayakan” hidup sehat melalui aktivitas seni, pemeriksaan kesehatan, dan bincang seputar kesehatan dengan semangat bahwa kesehatan harus menjadi bagian gaya hidup. Mengambil tema Bersatu Kita #BeraniSehat, PHC Fest 2024 mengajak publik mengidentifikasi tantangan kesehatan dengan tangan terbuka, mencari solusi bersama, dan berkomitmen menciptakan perubahan gaya hidup yang positif.
PHC Fest 2024 menampilkan beragam diskusi seru, seperti diskusi Menolak Tabu untuk Kesehatan yang salah satunya membahas hak kesehatan seksual dan reproduksi. Ada pula diskusi Kota Sehat, Kita Sehat yang mengulas hubungan tata kota dengan pola hidup sehat masyarakat. “Ketersediaan pangan sehat, kenyamanan transportasi publik, kecukupan ruang terbuka hijau, udara bebas polusi, ketiadaan stigma dan tabu dalam mengakses layanan kesehatan, serta kebijakan pengendalian faktor risiko PTM adalah faktor penentu penting lingkungan yang sehat,” kata Founder dan CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Diah Satyani Saminarsih.
Diah mengatakan pemerintah berperan menciptakan lingkungan yang mendukung masyarakat "berani sehat". Menurutnya, kebijakan kesehatan perlu mendukung pencegahan penyakit, pendidikan kesehatan, pengaturan iklan makanan, dan investasi infrastruktur yang mendukung aktivitas fisik. “Sebagian orang enggan memeriksakan kesehatan karena isu akses, salah satunya mereka takut dengan stigma dan diskriminasi,” kata Olivia Herlinda, Chief of Research and Policy CISDI.
Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat di Indonesia. Stroke, jantung, dan diabetes masing-masing menempati posisi pertama, kedua, dan ketiga penyebab kematian tertinggi. Rokok dan gula menjadi faktor risiko ketiga penyakit tersebut.
Pola hidup tidak sehat menyebabkan tingginya prevalensi PTM. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut perokok aktif Indonesia mencapai 70 juta orang dengan sebagian besarnya adalah anak dan remaja. Data SKI juga menunjukkan 80,6 persen orang yang terdiagnosa diabetes dan mendapatkan perawatan, memiliki diabetes tidak terkontrol.
Sebagian besar PTM sebenarnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko dan mengubah perilaku tidak sehat menjadi sehat. Masalahnya, keinginan masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat sangat dipengaruhi beragam faktor.
Melalui PHC Fest, CISDI mengajak pemangku kepentingan, masyarakat, pemerintah, hingga swasta, memahami peran penting lingkungan yang mendorong gaya hidup sehat. Festival kesehatan ini berlangsung di Urban Forest Cipete, Jakarta Selatan, pada Sabtu dan Minggu, 13-14 Juli 2024.
Selain PTM seperti hipertensi dan diabetes, pengunjung PHC Fest juga bisa mengecek kesehatan mental, kesehatan reproduksi, kesehatan gigi, memperoleh informasi tentang adiksi, hingga edukasi kebijakan pengendalian tembakau. Dengan mengenalkan konsep Puskesmas Kaget, publik diharapkan lebih sadar tentang pentingnya memeriksakan kesehatan dasar.
Serangkaian dengan PHC Fest, CISDI juga menyelenggarakan Workshop For Young Indonesians (FYI) pada 11-12 Juli 2024. Ada 20 peserta terpilih dari 15 provinsi mengikuti lokakarya luring di Jakarta.
CISDI mengajak mereka mendiskusikan masalah dan kebijakan pangan yang berlaku saat ini. CISDI juga meminta mereka merencanakan kampanye digital untuk membantu pemerintah menurunkan tren obesitas dan penyakit tidak menular lainnya akibat tingginya konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan. Peserta workshop dengan rencana dan ide kampanye terbaik akan diumumkan saat malam penganugerahan acara puncak PHC Fest pada Minggu, 14 Juli 2024. Adapun, rundown lengkap kegiatan dapat dilihat melalui lampiran berikut ini.
Pilihan Editor: Cukai MBDK, Cara Konkret Menekan Risiko Penyakit Tidak Menular