Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika anak menginjak usia remaja, orang tua akan memberikan berbagai macam bekal berupa nasehat maupun hal-hal yang dapat menunjang kehidupan remajanya, salah satunya edukasi seks. Pendidikan seks menjadi hal yang juga mendapat perhatian yang cukup besar bagi banyak orang tua pada saat ini.
Terdapat berbagai cara parenting yang dilakukan orang tua salah satunya seperti yang dilakukan Yuni Shara. Ia mengaku memiliki cara tersendiri dalam mendidik kedua putranya, termasuk saat memergoki sang anak menonton konten video porno.
Alih-alih memarahi dan melarang kedua anaknya untuk menonton video porno, Yuni justru memperbolehkannya. Ia mengaku, terkadang juga ikut menemani putranya ketika melihat video tersebut. Parenting yang dilakukan Yuni ini juga menimbulkan banyak komentar di media sosial.
Namun, langkah Yuni Shara itu mendapat kritikan keras dari Komisi perlindungan Anak Indonesia. "Konten porno itu konten berbahaya. Dampak negatifnya serius bagi tumbuh kembang anak. Maka, konten porno tak boleh dilihat anak," kata Ketua KPAI Susanto, menegaskan. "Meski ditemani, menonton konten porno sangat tidak dibenarkan," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Psikolog Pendidikan Anak dan Remaja Rumah Dandelion, Agstried Piether, tindakan yang dilakukan Yuni merupakan sikap yang benar dilakukan orang tua ketika mendapati anaknya menonton video porno. Namun ia memberi catatan bahwa, tidak memarahi anak ketika menonton film porno tidak sama dengan mendampinginya ketika menonton film porno.
Menurutnya, sepanik apapun ketika memergoki film porno, sebaiknya tidak marah karena akhirnya anak hanya melakukannya lagi diam-diam. “Sebaliknya, tanyakan pada ana kapa yang mendorongnya menonton film porno? Penasaran? Ikut-ikutan teman? Nah, lewat hasil diskusi tersebut orang tua dapat memberikan pendidikan seks yang faktual, berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan film porno,” ujarnya.
Sedangkan menurut Inez Kristanti, M.Psi, Clinical psychologist dan sexuality educator, seks edukasi dibagi menjadi Abstinence-Only dan Comprehensive Sex Education. Abstinence-Only merupakan seks edukasi yang mengajarkan remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai menikah, tidak berhasil dalam menurunkan angka kehamilan, dan penularan penyakit menular seksual pada remaja.
Sedangkan Comprehensive Sex Education merupakan pendidikan seks yang dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi dan juga akses untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seksual.
Adapun poin-poin penting yang perlu diajari kepada anak megenai pendidikan seks seperti membantu anak untuk memahami tentang tubuh dan membantu mereka mencintai tubuh mereka sendiri, memberitahu perihal pubertas yang dialami oleh anak, perihal bagaimana cara memperlakukan teman lawan jenis atau aktivitas sosial, dan juga wajib memberinya perhatian mengenai kekerasan dan pelecehan seksual.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Cara Bijak Memberikan Pendidikan Seks untuk Remaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini