Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manis di Mulut, Tak 'Manis' di Gigi
Bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi.... Pesan Pak Kasur lewat lagu Bangun Pagi itu tak lekang oleh zaman. Siapa pun yang ingin menghindari sakit gigi karena giginya berlubang alias mengalami karies wajib menyikat gigi setidaknya dua kali sehari: bangun tidur dan hendak tidur.
"Perawatan utama kesehatan gigi dan mulut adalah menyikat gigi dua kali sehari," kata Tri Erri Astoeti, dokter spesialis gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta, di sela acara edukasi masalah kesehatan gigi, mulut, dan gusi bertajuk "Duniaku, Dunia Bebas Karies Gigi" di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Dalam acara itu juga digelar serangkaian survei kesehatan gigi, yang melibatkan 10 ribu pelajar se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Survei Lotte School Tour selama sebulan ini menemukan fakta, dari 6.183 siswa sekolah yang dikunjungi, 60 persennya menderita karies gigi. Dengan demikian, hampir dipastikan penderita gigi berlubang menimpa usia lebih muda dan makin besar jumlahnya.
Dengan rajin menyikat gigi, Tri melanjutkan, sisa-sisa makanan, termasuk gula, di mulut akan tersapu, sehingga gigi berlubang tak terjadi. Sisa gula patut diwaspadai karena zat yang manis rasanya ini akan diproses menjadi asam oleh bakteri. Selanjutnya, asam akan mengikis lapisan email gigi dan mengangkat mineral yang ada pada lapisan gigi sehingga terjadi demineralisasi. Bila demineralisasi terjadi terus-menerus, terjadilah gigi berlubang.
"Karies menempati peringkat keenam penyakit yang paling banyak diderita penduduk Indonesia," kata Tri. Mengutip data Kementerian Kesehatan, prevalensi karies mencapai 60-80 persen dari populasi. Kerusakan gigi pada penduduk Indonesia rata-rata mencapai lima gigi per orang.
Aliya, pelajar kelas V-B SD Muhammadiyah 6 Tebet, Jakarta, yang hadir dalam edukasi kesehatan gigi siang itu, bisa dijadikan contoh. Saat diperiksa, geraham atas kiri mengalami karies. Bila terlambat ditangani, gigi berlubang bocah ini akan semakin parah. "Kalau berlubang besar, nanti sakit," kata Aliya.
Selain menggosok gigi teratur dua kali sehari, zat xylitol—seperti yang dicampurkan dalam produk permen—mampu mencegah timbulnya karies gigi. Pada 2006, Pusat Studi Saliva Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti juga menemukan, menguÂnyah permen karet yang mengandung xylitol tiga kali sehari terbukti mengurangi risiko karies. Meski begitu, Tri menegaskan, xylitol hanya pelengkap. Tindakan utama untuk merawat gigi dan mulut, kata dia, "Tetap sikat gigi dua kali sehari, mengkonsumsi makanan bergizi, dan periksa ke dokter gigi enam bulan sekali."
Zat xylitol adalah pemanis alami yang aman dengan kadar kalori 40 persen lebih rendah daripada gula pasir (sukrosa), tapi mempunyai tingkat kemanisan sama. Zat ini dipercaya mampu menekan pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi).
Namun hasil penelitian terbaru tim University of Helsinki di Finlandia serta Boston University dan University of Southern Nevada di Amerika menunjukkan mengunyah permen karet yang meÂngandung polyol atau xylitol tak menjamin gigi bersih dari karies. Menurut penelitian yang dipublikasikan September lalu di British Dental Journal, kedua zat itu memang bisa mengurangi karies gigi, tapi tetap berisiko bagi kesehatan gigi jika mengandung zat asam. Istilah "bebas gula" pada produk permen, menurut para peneliti, juga hanya menciptakan rasa palsu pada konsumen. Mereka merasa giginya menjadi bersih dengan mengunyah permen itu, padahal belum tentu.
Seperti Tri, para peneliti ini sepakat bahwa hal paling utama mencegah karies gigi adalah menjaga mulut bebas bakteri. Caranya menyikat gigi dua kali sehari, menjaga pola makan, dan memeriksakan gigi enam bulan sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo