Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fotografer Gunawan Wicaksono menyebutkan riset mengenai kondisi di tempat tujuan wisata juga akan membuat Anda mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di sana. Pemahaman ini akan sangat penting bagi kenyamanan Anda dan masyarakat setempat. "Terlebih jika terkait dengan masyarakat adat," kata Gunawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khusus untuk obyek wisata adat atau budaya, Gunawan menekankan pentingnya pendekatan personal kepada masyarakat di tempat tersebut. Baginya, hal ini penting agar masyarakat tidak merasa hanya dieksploitasi sebagai obyek foto. Baca: Lempari Pelakor dengan Uang, Wajarkah Ungkapan Emosi Bu Dendy?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soal teknis pengambilan gambar, dia mengimbuhkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih sudut pandang yang menarik. Semakin banyak sudut foto, semakin baik hasilnya.
Menurut fotografer di sebuah media massa ini, foto perjalanan bisa diambil berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang tinggi (zird eye view), rendah (frog eye view), dan sejajar mata (eye level angle).
Pelancong juga harus memperhatikan komposisi dalam menempatkan subyek utama atau point of interest di dalam frame foto. Secara bentuk, fotografer biasa membagi frame foto menjadi dua, yakni vertikal dan horizontal. Baca: Lempari Pelakor dengan Uang, Wajarkah Ungkapan Emosi Bu Dendy?
Adapun dalam hal penempatan obyek utama foto, Gunawan menuturkan, terdapat dua teknik. Pertama adalah teknik centering atau menempatkan obyek utama di tengah frame. Teknik centering dipakai jika Anda ingin menampilkan suatu adegan secara simetri.
Teknik kedua adalah rule of third atau menempatkan obyek utama di dekat sisi-sisi frame.
Dalam rule of third, fotografer harus membagi frame menjadi tiga bagian horizontal dan tiga vertikal, sehingga menghasilkan sembilan kotak. Teknik ini menempatkan obyek utama tidak berada di tengah foto, melainkan di titik-titik perpotongan garis. Teknik ini akan membuat foto terlihat dramatis. Baca: Kenapa Warna Baju Ratu Inggris Cerah? Intip 4 Tradisi Unik Ini
Gunawan berpesan, untuk mendapat foto yang baik, pelancong sebaiknya bersabar dan memperhatikan gejala alam serta perilaku masyarakat di tempat yang didatanginya. "Memotretlah dengan tenang, jangan terburu nafsu," ujarnya.
Ia juga menyarankan supaya pelancong memberi keterangan foto dengan memuat unsur-unsur 5W+1H seperti dalam teori jurnalistik. Unsur-unsur itu meliputi "apa", "kapan", "di mana", "mengapa", dan "bagaimana" foto diambil.