Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jangan Beli Obat Sirup tanpa Resep Dokter, Ini Pesan IDI

IDI mengimbau masyarakat menghindari pembelian obat sirup secara mandiri tanpa resep dokter menyusul kembali munculnya kasus gagal ginjal akut.

7 Februari 2023 | 21.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi obat sirup. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Ilustrasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) muncul lagi di Jakarta. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau masyarakat menghindari pembelian obat sirup secara mandiri tanpa resep dokter. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi, pada dasarnya bicara tentang obat harus didapatkan dari tenaga medis yang sesuai kompetensinya. Jadi, kami juga mengimbau jangan membeli obat sembarangan tanpa ada resep dari dokter," ujar Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan membeli obat sesuai resep dan anjuran dokter merupakan salah satu langkah agar menghindari dari hal yang tidak diinginkan. Langkah tersebut juga menjadi tanggung jawab untuk melakukan monitor pascapemakaian obat dari efek samping yang bisa saja timbul. 

Menurutnya, kesadaran terhadap masalah obat, terutama efek samping, penting untuk diperhatikan. Apabila masyarakat merasakan efek samping seusai mengonsumsi obat maka harus melapor sebagai upaya deteksi dini.

"Jadi, monitoring efek samping obat ini harus digalakkan sehingga bisa menemukan secara dini kasus. Bukan hanya gagal ginjal saja, mungkin penyakit lain yang belum terekspos," katanya.

Konsultasi ke nakes
Hal senada juga disampaikan Kementerian Kesehatan yang mengimbau masyarakat menghindari pembelian obat sirup secara mandiri tanpa dibekali resep dokter.

"Yang paling baik saat ini adalah konsultasi ke tenaga kesehatan. Jangan beli obat sendiri dulu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.

Apabila anak sakit, Kemenkes menyarankan dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan obat dari dokter. Nadia mengatakan kasus gagal ginjal akut pada anak kembali terjadi di Indonesia setelah sempat mereda pada akhir 2022 dan kini kasusnya teridentifikasi di DKI Jakarta. Dari dua kasus yang dilaporkan Dinkes DKI, satu pasien masih berstatus suspek dan satu terkonfirmasi meninggal dunia setelah mengalami keluhan demam dan sulit buang air kecil.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus