Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah merupakan penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk di daerah tropis dan subtropis. Demam berdarah dapat menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu. Apabila penyakit ini mengakibatkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, hingga kematian disebut dengan demam berdarah dengue (DBD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari artikel Dengue Fever, demam berdarah tidak bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi. Sebaliknya penyakit ini disebabkan oleh nyamuk yang menggigit penderita virus dengue. Virus tersebut masuk ke dalam nyamuk, kemudian nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain sehingga virus bisa memasuki aliran darah orang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ahli infeksi dan pediatri tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Mulya Rahma Karyanti, mengatakan nyamuk menggigit antara jam 10-12 siang. Nyamuk Aedes Aegypti dapat menyerang segala usia. Untuk sekarang lebih cenderung terjadi pada kelompok umur remaja.
“Dia senangnya gigitnya pada pagi hari day biters, jadi antara jam 10 sampai jam 12 di masa anak-anak lagi sekolah. Kadang-kadang kenanya di situ. Sama sebelum maghrib ya, jam 4 sampai jam 5 sore,” kata Mulya seperti dikutip dari situs covid19.go.id.
Menurut dia, sangat penting untuk menerapkan pencegahan dengan 3M, terutama membersihkan tempat berkembang biaknya di air bersih. “Minimal satu kali dilakukan, satu kali seminggu dengan menguras bak mandi, 3M tadi, itu memutuskan dari nyamuk jentik menjadi dewasa,” ujarnya.
Gejala penderita DBD biasanya mengalami panas mendadak, kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah, dan kemungkinan terjadi pendarahan spontan atau timbul bintik-bintik merah di kulit.
Apabila penderita DBD pada hari ketiga panas tidak turun-turun, kata dia, penderita harus meminum air. “Jadi, kalau hari ketiga dia kurang minum, akhirnya pasti ada gejala-gejala tanda bahaya, warning sign kita sebutnya,” kata dia dalam acara dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta.
BALQIS PRIMASARI