Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom moebius merupakan kondisi neurologis genetik yang berpengaruh buruk pada fungsi sejumlah saraf kranial yang berada di dekat otak, khususnya yang mengontrol otot-otot wajah. Hal ini dapat membuat pengidapnya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan wajah, kemampuan berbicara, pergerakan mata, mengunyah, dan menelan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Cleveland Clinic, sindrom moebius terbilang sangat langka dengan diperkirakan hanya mempengaruhi 2-20 bayi per 1 juta kelahiran. Sindrom ini terkadang berkaitan dengan mutasi pada gen tertentu, tetapi biasanya terjadi secara sporadis. Para peneliti masih mengkaji penyebab pasti dari sindrom moebius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip John Hopkins Medicine, orang dengan sindrom moebius dapat mengalami:
- Kelemahan atau kelumpuhan total otot-otot wajah
- Kesulitan menelan
- Kesulitan berbicara dan sering meneteskan air liur
- Ketidakmampuan untuk membentuk ekspresi wajah, termasuk tersenyum, mengerutkan kening, mengangkat alis, mengerutkan bibir atau menutup mata
- Masalah pada gigi
- Masalah tangan dan kaki, seperti jari-jari yang menyatu (sindaktili)
- Masalah pendengaran
- Mata iritasi dan kering
- Keterlambatan motorik
- Mengalami sindrom poland
- Strabismus (mata juling).
Hingga saat ini belum ditemukan obat khusus untuk sindrom moebius, tetapi sejumlah prosedur medis dapat memperbaiki atau mengurangi sejumlah gejalanya. Tergantung kondisi, dokter dapat merujukkan pengidap ke spesialis medis, seperti:
- Audiolog, yang berspesialisasi dalam pendengaran.
- Dokter gigi.
- Terapis okupasi, yang dapat membantu melakukan tugas sehari-hari, seperti memegang sendok.
- Dokter mata, yang berspesialisasi dalam mata.
- Ahli THT, yang berspesialisasi dalam telinga, hidung, dan tenggorokan.
- Terapis fisik, yang dapat membantu bergerak lebih baik.
- Terapis wicara, yang dapat membantu mengatasi masalah berbicara.
- Ahli bedah, termasuk ahli bedah umum, ahli bedah plastik dan ahli bedah ortopedi.
Perawatan dapat meliputi:
- Lensa kontak untuk melindungi dan memperbaiki mata.
- Obat tetes mata untuk pelumasan.
- Metode Ponseti untuk kaki pengkor, yang melibatkan serangkaian gips.
- Belat, kawat gigi dan prostesis (bagian tubuh buatan) untuk anggota badan.
- Berbagai operasi.
Adapun prosedur operasi yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut:
- Operasi strabismus
- Perbaiki jarak gigi atau masalah gigi lainnya.
- Membuat kelopak mata menutup.
- Memindahkan saraf atau jaringan otot dari satu area tubuh ke area lain untuk meningkatkan gerakan.
- Prosedur trakeotomi untuk meningkatkan pernapasan.
- Memisahkan jari-jari yang berselaput.
HATTA MUARABAGJA
Pilihan Editor: Sepasang Kekasih Derita Sindrom Tak Bisa Senyum Bertunangan