Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas buang air besar alias BAB pasti dilakukan oleh setiap orang. Pada umumnya, setiap rumah pasti memiliki kakus yang rutin digunakan seluruh anggota keluarga. Namun, bagaimana ceritanya kalau perut tiba-tiba terasa mulas saat sedang berada di luar rumah?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Toilet umum di sejumlah mal, kantor, sekolah, apalagi pom bensin mungkin tidak menyediakan fasilitas sanitasi yang baik. Antrean panjang, pintu yang tidak bisa dikunci, sedikit air, ventilasi buruk, hingga aroma tidak sedap seringkali mengganggu Anda. Ini kemudian dapat berujung pada susah BAB yang cukup serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada orang yang benar-benar nyaman ketika harus terpaksa buang air besar di toilet umum. Akan tetapi, jika Anda sama sekali tidak bisa BAB di toilet umum dengan berbagai alasan, Anda mungkin mengalami sindrom “usus malu” atau biasa disebut parcopresis.
Secara umum, penyebab utama seseorang mengalami parcopresis adalah masalah privasi. Pernahkah Anda merasa tidak nyaman ketika ada orang lain yang menunggu di depan bilik sementara Anda sedang berada di dalamnya untuk menyelesaikan urusan hajat? Jika pernah, Anda tentu tidak sendirian.
Parcopresis atau sindrom usus malu mengacu pada rasa takut seseorang serta ketidakmampuan buang air besar ketika orang lain berada di dekatnya. Pengidap sindrom usus malu hanya bisa BAB di toilet yang mereka anggap aman dan privat.
Selain takut buang air besar, beberapa orang bahkan takut buang air kecil di depan umum atau dikenal dengan paruresis (kandung kemih malu). Sama seperti parcopresis, orang dengan paruresis hanya merasa nyaman buang air kecil di rumah mereka sendiri. Mereka akan sulit kencing di lingkungan yang mana orang lain bisa mendengar atau “mengamati” aktivitas tersebut.
Faktor Psikologis di Balik “Usus Malu”
Meskipun usus malu atau kandung kemih pemalu adalah salah satu kriteria gangguan kecemasan sosial, kedua kondisi tersebut berkaitan dengan kecemasan yang dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari.
Parcopresis dan paruresis adalah dua bentuk fobia toilet terkait kecemasan sosial. Jika tidak diatasi, gangguan ini dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dan penurunan kualitas hidup dalam hal hubungan antarsesama, kepercayaan diri, hingga pekerjaan. Dalam beberapa kasus, sindrom usus malu dan kandung kemih malu bisa berujung pada agorafobia (takut akan meninggalkan rumah). Belum lagi penyakit yang menyertai seperti gangguan prostat dan radang usus.
Bagaimana Mengatasinya?
Sindrom usus malu dan kandung kemih malu bisa menjadi penyakit seumur hidup yang akan sangat menyusahkan, tetapi keduanya tentu bisa diobati.
Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan terkait kondisi usus dan kandung kemih Anda. Mereka dapat mengevaluasi dan mengesampingkan masalah fisik lain yang dapat menyebabkan rasa malu Anda. Namun, kalau alasan rasa malu Anda bukan karena fisik, pendidikan dan konseling bisa membantu.
Banyak orang dengan kondisi ini dan mendorong diri mereka sendiri untuk menggunakan toilet umum dari waktu ke waktu melalui terapi “exposure and response prevention” yang dapat mengatasi kecemasan. Jika situasinya lebih bisa dikelola, teknik pengalihan perhatian untuk mengatasi gejala fisik juga sangat membantu.
Tips Tambahan
Berikut beberapa tip bermanfaat untuk membantu Anda “buang hajat” di toilet umum dengan lebih mudah:
- Ingatlah bahwa semua orang pasti BAB.
- Sering-sering menyiram untuk menutupi suara dan bau.
- Bawa pengharum ruangan portabel.
- Untuk menghindari suara “plung”, lapisi permukaan air toilet dengan tisu.
- Hindari makanan pemicu yang menyebabkan sakit perut atau mulas.
- Tetap rileks.
Pilihan editor: Alasan Mengapa WC Harus Ditutup saat Disiram
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM