Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kesalahan Orang Tua yang Tak Baik buat Otak Anak

Orang tua sering mengabaikan asupan lemak anak padahal lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan otaknya.

24 Juli 2023 | 20.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak makan. Pixabay.com/EdMontez

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Kanya Ayu mengingatkan orang tua pentingnya asupan lemak bagi perkembangan otak anak yang sering kali diabaikan. Ia mengatakan anak membutuhkan hingga 60 persen asupan lemak sebagai kebutuhan kalori untuk perkembangan otaknya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lemak itu sering banget kita skip. Anak butuh lemak untuk perkembangan otaknya," kata lulusan Universitas Brawijaya Malang itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kanya mengungkapkan 80 persen perkembangan otak terjadi pada 1.000 hari pertama kehamilan hingga usia 2 tahun. Karena itu, selama periode krusial tersebut orang tua perlu memastikan asupan makro dan mikronutrien anak tercukupi, terutama protein hewani untuk zat besi dan zinc yang diperlukan.

Tak hanya itu, untuk mengoptimalkan pertumbuhan, anak juga perlu asupan makanan lengkap dan bervariasi. Menu makanan yang diberikan harus mengandung makro dan mikronutrien secara lengkap dan bergantian. Makronutrien mencakup karbohidrat, protein, dan lemak, sementara mikronutrien meliputi vitamin, mineral, zat besi, kalsium, dan zinc.

"Dalam memberikan makanan kepada anak, kita harus tahu dulu apa yang mau dikasih. Jadi, harus kasih menu lengkap dan seimbang. Kita harus kasih asupan makro dan mikronutrien secara lengkap bergantian," jelas Kanya.

Makronutrien dan mikronutrien
Orang tua tidak harus mengetahui bahan dan kandungan makanan anak secara detail. Cukup dengan memberikan variasi makanan makronutrien yang berbeda setiap hari, seperti sayur, buah, dan protein hewani, maka mikronutrien seperti vitamin dan mineral akan tercukupi dengan sendirinya.

Dia juga mengimbau kepada orang tua untuk tidak memberikan asupan yang sama secara terus-menerus. "Jangan telur terus nanti kemungkinan kekurangan mikronutriennya jadi besar. Jadi kalau bisa bervariasi. Boleh telur tapi mungkin ditambah daging cincang dibuat rolade daging atau bakso, jadi mikronutrien yang lain tetap harus masuk juga," ucapnya.

Kanya juga mengungkapkan pentingnya perhatian orang tua terhadap masalah stunting pada anak. Stunting merupakan masalah pertumbuhan yang terhambat dan dapat terjadi di semua usia, bahkan sejak dalam kandungan.

"Stunting bisa terjadi di semua usia bahkan sejak dalam kandungan. Dari lahir sudah stunting pun itu bisa terjadi di usia berapa pun," paparnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus