Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kiat Membantu Anak Meredam Rasa Marah

Jangan biaskan anak sering dikuasai rasa marah dan emosi. Orang tua dapat membantunya mengatasi hal ini dengan empat tips berikut.

3 Oktober 2019 | 20.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anak sering meletup emosi, terutama jika ada hal yang tak berkenan. Masa kanak-kanak dikenal juga dengan keegeoisan. Rasa ke-akuannya cukup tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secara perlahan orang tua harus dapat membantu anak mengelola kemarahan. Terlebih, jika anak sudah mulai beranjak remaja. Ketika sedang marah, terkadang anak berbuat hal yang kurang baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang tua dapat membantu anak dalam mengelola emosi dengan empat cara yang diberikan dari laman Young Parents berikut.

#Berikan penjelasan
Katakan padanya bahwa dia sekarang sudah besar, harus belajar untuk berhenti bertingkah seperti anak kecil. Jelaskan bahwa ia mengganggu orang di sekitar saat emosi. Berikan penjelasan bahwa ke depan, ia harus berusaha lebih keras untuk mengendalikan emosi. Biarkan ia mengetahui bahwa semua orang berhak marah namun jangan terlalu berlebihan mengungkapkan emosi.

#Ajari cara kontrol emosi
Beri beberapa saran praktis tentang cara mengendalikan emosi. Strategi yang dapat digunakan jika ia merasa darahnya mulai mendidih misalnya dapat memberitahu Anda bahwa dia marah, menjauhi situasi, atau menonton untuk menenangkan diri. Buatlah daftar semua kemungkinan ini. Pastikan untuk meminta saran lalu memutuskan dan metode yang diambil saat mulai merasa marah. Dorong anak untuk berlatih ini.

Selain itu, tunjukkan bahwa ia dapat mengungkapkan kemarahannya bukan melalui tindakan yang membabi buta. Jelaskan bahwa lebih baik baginya untuk mengatakan "Bu, aku marah karena tidak bisa menyelesaikan teka-teki ini," daripada tidak mengatakan apa-apa, tiba-tiba marah dengan melemparkan mainannya di lantai. Awalnya, tidak menyenangkan namun orang tua harus terus mendorongnya dalam mengekspresikan kemarahan secara lisan dengan perlahan.

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com

#Butuh waktu
Awalnya terasa sulit, namun jangan khawatir. Dengan bimbingan Anda seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman hal ini akan membaik. Jika Anda mulai menangkap nada kemarahan, ingatkan dia berdiam diri menggunakan strategi yang telah disarankan. Hal ini dapat memotivasi anak untuk mengontrol kemarahan.

Ungkapkan kegembiraan jika ia sudah dapat meredakan kemarahan dengan sangat terkontrol, anak akan merasa senang. Tekankan bahwa ia dapat melakukan hal yang sama pada saat merasa emosi. Pantau perkembangannya. Tanyakan padanya tentang saat ia hampir kehilangan kesabaran, namun akhirnya berhasil menghentikan ledakan emosi.

#Arahkan emosinya
Selain mengendalikan emosi, ia dapat mengekspresikan kemarahannya. Misalnya, ia bisa melakukan kegiatan kreatif untuk mengalihkan kemarahan. Setiap kali merasa tegang dan mudah marah, ia bisa membuat kerajinan dari tanah liat sesuai dengan yang diinginkan. Banyak anak telah belajar untuk mengekspresikan kemarahan dengan memukul, meninju, dan meremas tanah liat. Cara ini jauh lebih baik daripada mengungkapkan frustrasi pada orang-orang.

Anda dapat menerapkan cara di atas dan mengarahkan dia ke kegiatan ini ketika melihat dia gusar. Dia juga dapat mencoba kegiatan kreatif lain, seperti melukis dan menggambar, yang dapat membantu melawan rasa marah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus