Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun pada tanggal 2 April selalu diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Sedunia, yang bertujuan untuk menyebarkan kesadaran masyarakat di antara orang-orang tentang gangguan perkembangan otak yang disebut autisme.
Autisme dalam laman Timesofindia termasuk gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku yang ditandai dengan tindakan berulang dan masalah bersosialisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlepas dari jenis kelamin, ras, atau status sosial ekonomi, kondisi ini dapat berkembang pada usia dini. Orang dengan autisme berperilaku, berinteraksi, belajar, dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda dari orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada juga perbedaan yang signifikan di antara penyandang autisme dalam hal kemampuan. Misalnya, beberapa orang autis memiliki keterampilan percakapan yang tinggi, sementara yang lain non verbal. Sebagian orang dengan autisme sangat tergantung pada orang lain untuk kegiatan sehari-hari mereka, sementara yang lain membutuhkan sedikit bantuan atau tidak ada bantuan sama sekali.
Tema Hari Peduli Autisme Sedunia 2023
Melansir dari laman thequint, Hari Peduli Autisme Sedunia diselenggarakan dengan tema yang berbeda. Tahun ini, bertema Transformation: Toward a Neuro-Inclusive World for All. Hal ini mengarah pada kontribusi orang autis di tempat kerja, di rumah, dalam seni dan memengaruhi kebijakan publik, motif utama di balik tema ini adalah fokus pada penerimaan, dukungan, dan inklusi orang autis dalam masyarakat tanpa berusaha mengubahnya atau mengharapkan kesembuhan.
Sejarah Hari Peduli Autisme Sedunia
Hari Peduli Autisme Sedunia didirikan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 2 April dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran antara orang-orang untuk menyoroti keburuhan untuk membantu mereka yang menderita autisme, membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, dan menjadi kontributor yang sama berharganya bagi masyarakat.
Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa selalu merangkul keberagaman dan mendukung hak serta kesejahteraan para penyandang disabilitas, termasuk mereka yang memiliki masalah perkembangan dan pembelajaran. Gagasan ini mendasar tentang hak asasi manusia secara universal untuk semua ditegaskan kembali pada tahun 2008, ketika Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas diberlakukan.
Tujuan utamanya, untuk mempromosikan dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar penyandang disabilitas. Pentingnya merayakan Hari Peduli Autisme Sedunia agar mengedukasi orang-orang tentang gangguan spektrum autisme untuk membuat perbedaan dunia bagi orang-orang di spektrum autisme, dan membantu orang-orang autis untuk mencapai potensi penuh mereka.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, “Orang autis menghadapi banyak diskriminasi dan tantangan lainnya. Kita harus menyadari bahwa orang autis sangat rentan terhadap pergolakan besar terhadap rutinitas dan kehidupan sehari-hari yang kita saksikan di sekitar, seperti pandemi, perang, dan bencana alam. Seperti halnya semua populasi, orang autis memiliki berbagai bakat dan tantangan yang seringkali tidak dikenali oleh dunia tempat mereka dilahirkan. Oleh karena itu, jika kita menggali bakat mereka, orang dengan autisme dapat menjadi aset bagi masyarakat kita.”
THE QUINT | TIMES OF INDIA
Pilihan editor : Kronologi Dugaan Kekerasan Anak Autis oleh Terapis Rumah Sakit di Depok
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.