Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan obat herbal untuk pengobatan dan pencegahan penyakit cukup tinggi, terutama di masa pandemi Covid-19. Salah satu bahan herbal yang bisa digunakan untuk menjaga imunitas tubuh adalah habbatussauda atau yang lebih dikenal dengan jintan hitam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Habbatussauda adalah salah satu tanaman yang dibudidayakan paling awal dalam sejarah manusia dan telah telah digunakan selama lebih dari 2.000 tahun, khususnya oleh bangsa Indian dan Arab, untuk berbagai macam penyakit, termasuk diabetes dan Alzheimer. Selain itu, jintan hitam diyakini mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan pada sistem imun dan pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, hati, hingga jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada masa pandemi ini, habbatussauda dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung komponen bernama polisakarida. Kandungan ini merupakan sumber serat makanan yang baik dan dapat membantu menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, ada kandungan Thymoquinone (TQ) sebagai komponen utama yang telah terbukti memiliki potensi antioksidan yang tinggi, mengobati berbagai macam gangguan pernapasan, dan bersifat anti-inflamasi atau antiradang sehingga dapat menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh menjadi lebih baik.
Habbatussauda juga kaya asam lemak esensial, seperti asam linoleat, yang tidak dapat diproduksi tubuh dan perlu didapatkan dari luar, dan kandungan asam lemak ini turut berkontribusi meningkatkan sistem imun. Dengan beragam manfaat yang dimiliki, habbatussauda dianjurkan dikonsumsi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh sehari-hari.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, menjelaskan di tengah kondisi pandemi, menjaga sistem imun merupakan kunci menjaga kesehatan. Salah satu upaya untuk memelihara dan meningkatkan sistem imun adalah dengan mengonsumsi herbal seperti habbatussauda, meniran, dan jahe.
"Kombinasi herbal ini bisa dengan mudah ditemukan dalam suplemen makanan sehingga tidak perlu repot lagi untuk mengolah dan mengatur takaran dari masing-masing herbal. Habbatussauda dalam bentuk suplemen bisa dikonsumsi hingga tiga kali sehari dengan aman. Namun, saat akan mengonsumsi habbatussauda dalam bentuk suplemen, pastikan suplemen tersebut telah melewati cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).” ujarnya.
CPOTB adalah petunjuk yang menyangkut aspek produksi dan pengendalian mutu obat tradisional yang meliputi seluruh rangkaian pembuatan obat tradisional yang bertujuan agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaan. Selain dikonsumsi sebagai suplemen, habbatussauda bisa dikonsumsi dengan beberapa cara lain. Hal ini bisa dilakukan sebagai alternatif agar tidak merasa minum obat atau jamu.
Misalnya saja, memasukkan habbatussauda sebagai sebagai bahan masakan, diminum dengan madu, ditambahkan dalam salad. Selain itu, untuk makanan seperti oat dan yogurt pun masih bisa disantap nikmat dengan tambahan habbatusauda. Sebelum mencampurkan jintan hitam lalu menggiling biji habbatusauda hingga teksturnya menjadi bubuk. Habbatussauda yang sudah berupa bubuk bisa disimpan dalam toples kedap udara agar lebih tahan lama.