Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Fibrosis paru merupakan suatu kondisi sulit bernapas yang disebabkan adanya jaringan parut pada paru-paru.
Kondisi ini dapat mencegah tubuh memperoleh oksigen yang cukup dan pada akhirnya dapat menyebabkan gagal pernapasan, gagal jantung, atau komplikasi lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir healthline, para ahli menduga bahwa kombinasi paparan iritasi paru-paru seperti bahan kimia tertentu, merokok, dan infeksi, bersama dengan genetika dan aktivitas sistem kekebalan menjadi dalang dari fibrosis paru. Penyebab fibrosis paru meliputi penyakit autoimun, infeksi, paparan lingkungan, obat-obatan, idiopatik, hingga genetika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernah disinyalir bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh peradangan. Para ilmuwan percaya bahwa ada proses penyembuhan abnormal di paru-paru yang mengarah ke jaringan parut. Pembentukan jaringan parut paru yang signifikan akhirnya menjadi fibrosis paru.
Pengidap fibrosis paru mungkin mengalami penyakit ini tanpa gejala apapun untuk beberapa waktu. Mengutip National Health Service, gejala fibrosis paru cenderung berkembang secara bertahap dan semakin memburuk seiring waktu. Gejalanya bisa meliputi:
- sesak napas
- batuk kering terus-menerus
- kelelahan
- kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan
Jaringan parut pada paru-paru sulit untuk dihilangkan, langkah penanganan yang dapat dilakukan difokuskan pada peningkatan pernapasan dan memperlambat perkembangan penyakit.
Perawatan di bawah ini adalah beberapa contoh opsi saat ini yang digunakan untuk mengelola fibrosis paru:
- oksigen tambahan
- prednison untuk menekan sistem kekebalan Anda dan mengurangi peradangan
- azathioprine (Imuran) atau mycophenolate (CellCept) untuk menekan sistem kekebalan tubuh
- pirfenidone (Esbriet) atau nintedanib (Ofev), obat antifibrotik yang menghalangi proses jaringan parut di paru-paru
Dokter mungkin dapat merekomendasikan rehabilitasi paru. Perawatan ini melibatkan program latihan, pengarahan, dan dukungan untuk membantu belajar bagaimana bernapas dengan lebih mudah.
Perubahan gaya hidup juga bisa disarankan oleh dokter yang mencakup:
- Menghindari jadi perokok pasif dan upayakan untuk berhenti jika pengidap merupakan perokok.
- Makan makanan yang seimbang.
- Ikuti rencana latihan yang dikembangkan dengan bimbingan dokter demi paru-paru yang sehat.
- Istirahat yang cukup dan hindari stres berlebih.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Golongan Orang yang Lebih Rentan Terkena Kanker Paru-paru