Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Gejala dan Penyebab Demam Kuning

Menurut World Health Organization disingkat WHO, diperkirakan ada 200.000 orang yang terinfeksi demam kuning setiap tahunnya.

27 November 2022 | 21.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi manusia yang terkena demam kuning. ghstravelsafe.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Demam kuning adalah penyakit serius seperti flu yang ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi dan penyakit kuning, yakni kondisi menguningnya kulit dan mata. Inilah sebabnya penyakit ini disebut demam kuning.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit ini paling umum terjadi di beberapa bagian Afrika dan Amerika Selatan. Demam kuning bisa dibilang termasuk penyakit langka. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan hanya 200.000 orang yang terinfeksi demam kuning setiap tahunnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga : Covid-19 Terkini: 300 Subvarian Omicron dan Batuk Kronis

Gejala Demam Kuning

Mengutip Cleveland Clinic, demam kuning bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala yang dapat dialami meliputi:

  • Demam 
  • Sakit kepala 
  • Sakit badan
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah 

Pada kondisi yang lebih parah, gejalanya dapat meliputi:

  • Demam yang sangat tinggi
  • Penyakit kuning (kulit dan bagian putih mata menguning)
  • Perdarahan (perdarahan)
  • Mengalami shock
  • Gagal hati 
  • Gagal ginjal 
  • Kematian.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, demam kuning ditularkan melalui nyamuk. Mengutip healthline, seseorang dapat terinfeksi demam kuning dari nyamuk yang membawa virus bernama flavivirus. Nyamuk menjadi terinfeksi virus ketika mereka menggigit manusia atau monyet yang terkena virus. Penyakit ini tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.

Pengobatan Demam Kuning

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, tidak ada pengobatan yang spesifik pada yellow fever, sebagian besar pasien yang mengalami gejala yellow fever yang ringan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu tiga sampai empat hari. Terapi suportif ditujukan langsung untuk memperbaiki kehilangan cairan dan mempertahankan stabilitas hemodinamik, misalnya dengan pemberian oksigen, pemberian cairan intravena untuk dehidrasi dan intubasi endotrakeal (penempatan tabung pernapasan) dan ventilasi mekanik dalam kasus gangguan pernapasan.

Pemberian vitamin K dan Fresh Frozen Plasma (FFP) disarankan untuk menangani gangguan koagulasi pada demam kuning. Bila terjadi gagal ginjal akut maka dialisis dapat dilakukan. Pada pengobatan hindari pemakaian obat-obatan tertentu, seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya (misalnya ibuprofen, naproxen), yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. 

HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Peta Kasus Covid-19: Mengenal Varian Omicron Baru BQ. 1 dan BQ.1.1

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus