Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Karbohidrat olahan banyak ditemukan dalam diet masyarakat. Karbohidrat jenis ini banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Healthline, karbohidrat olahan dikenal sebagai karbohidrat sederhana yang menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin yang cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karbohidrat olahan telah dilucuti dari hampir semua serat, vitamin, dan mineral. Inilah mengapa mereka dapat dianggap sebagai kalori "kosong".
Gula dan biji-bijian olahan mengandung karbohidrat olahan yang cukup besar. Sementara sumber makanan utama karbohidrat olahan adalah tepung putih, roti putih, nasi putih, kue kering, soda, makanan ringan, pasta, permen, sereal sarapan, dan gula tambahan.
Dilansir dari Medical News Today, tubuh memproses karbohidrat olahan dengan cepat. Akibatnya, ia menyebabkan ledakan energi yang singkat.
Kemudian orang mungkin perlu makan lebih banyak untuk mendapatkan energi. Ini bisa membuat mereka mengonsumsi kalori dalam jumlah tinggi berkontribusi pada penambahan berat badan.
Penambahan berat badan bisa mengakibatkan obesitas atau kelebihan berat badan. Ini bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, stroke, hipertensi, asma sakit punggung kronis, dan osteoarthritis.
Hampir semua ahli nutrisi setuju karbohidrat olahan harus dibatasi dalam diet atau makanan sehari-hari. Namun, ia masih menjadi sumber karbohidrat makanan di banyak negara.
AMELIA RAHIMA SARI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.