Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebocoran urine atau inkontinensia urine adalah keadaan di mana seseorang tak dapat mengontrol urinenya dan dapat keluar begitu saja. Ini merupakan masalah umum yang mempengaruhi banyak orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari medicalnewstoday.com, American Urological Association menyatakan seperempat hingga sepertiga pria dan wanita di Amerika Serikat mengalami inkontinensia urine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inkontinensia urine lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Diperkirakan 30 persen wanita berusia 30-60 tahun diperkirakan menderita penyakit ini.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, bisa karena stres, batuk, terjadi selama dan setelah kehamilan, dan lebih sering terjadi pada kondisi obesitas. Kemungkinan kebocoran urine terjadi juga meningkat seiring bertambahnya usia.
Terdapat beberapa jenis kebocoran urine, bahkan tak menutup kemungkinan seseorang dapat mengalami dua jenis sekaligus. Berikut ini empat jenis kebocoran urine:
1. Inkontinensia stres
Dikutip dari Healtline, inkontinensia stres dipicu oleh jenis aktivitas fisik tertentu ketika seseorang kehilangan kendali atas kandung kemihnya.
Beberapa aktivitas yang memicunya yaitu berolahraga, batuk, bersin, dan tertawa. Aktivitas seperti itu memberi tekanan pada otot sfingter yang menahan urine di kandung kemih. Stres tambahan dapat menyebabkan otot melepaskan urine.
2. Inkontinensia mendesak
Inkontinensia mendesak terjadi ketika seseorang kehilangan kendali atas kandung kemih setelah mengalami dorongan yang tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil. Begitu dorongan itu muncul, Anda mungkin tidak bisa ke kamar mandi tepat waktu.
3. Inkontinensia overflow
Inkontinensia overflow dapat terjadi jika seseorang tidak benar-benar mengosongkan kandung kemih saat buang air kecil. Kemudian beberapa urine yang tersisa mungkin bocor dari kandung kemih. Jenis inkontinensia ini kadang-kadang disebut “dribbling”.
4. Inkontinensia fungsional
Tidak seperti jenis inkontinensia lainnya, inkontinensia fungsional disebabkan oleh hambatan fisik atau mental yang dapat mencegah seseorang ke kamar mandi tepat waktu.
Ini dapat disebabkan oleh masalah kognitif, seperti demensia atau penyakit alzheimer, masalah otot seperti radang sendi, atau masalah neurologis seperti stroke atau kerusakan sumsum tulang belakang yang menyebabkan sulit mengontrol urine di kandung kemih.
ANNISA FIRDAUSI
Baca juga: Ketahui Kondisi Tubuh Melalui Warna Urine