Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Tinutuan dan Paniki, 2 Makanan dari Indonesia yang Masuk Makanan Terburuk di Dunia Versi Taste Atlas

Taste Atlas belum lama ini merilis daftar 100 makanan dengan rating terburuk di dunia. Tinutuan dan taniki, dua makanan dari Sulsel, masuk di dalamnya

15 Januari 2025 | 10.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tinutuan, Bubur Manado. Wikipedia/Midori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Situs ensiklopedia rasa yang berisi hidangan tradisional, bahan-bahan lokal, dan restoran autentik dari seluruh penjuru negeri, Taste Atlas, belum lama ini merilis daftar 100 makanan dengan rating terburuk di dunia. Ada dua makanan asal indonesia yang masuk dalam daftar, yaitu tinutuan dan paniki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tinutuan dan taniki adalah dua makanan berbeda yang berasal dari Sulawesi Utara. Kedua makanan ini mungkin asing bagi sebagian masyarakat Indonesia karena tidak dikonsumsi oleh semua daerah di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tinutuan

Dilansir dari situs milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Keluargaindonesia.id, tinutuan adalah bubur yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, yang memiliki cita rasa khas. Bubur ini mudah dibuat, padat dengan karbohidrat, dan vitamin. Bahan-bahan pembuatan bubur ini mudah didapat dan didominasi oleh sumber makanan nabati.

Bubur Manado ini banyak menggunakan sayuran hijau dan memakai labu. Pada bubur ini juga dapat ditambah ikan cakalang untuk menambah cita rasa. Sambal bakasang, sambal khas manado, biasanya ditambahkan untuk memperkaya rasa

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan tinutuan adalah air, beras, labu kuning, jagung manis, bayam, daun kangkung, daun gedi, kemangi, sereh, bawang merah, dan bawang putih. Cara pengolahannya direbus dan tidak menggunakan minyak sama sekali.

Bahan-bahan pembuatan Tinutuan yang sehat membuat bubur ini kerap digunakan untuk sarapan pagi bergizi. Makanan ini dapat digunakan sebagai makanan alternatif pencegah stunting pada balita. Bubur ini juga dapat menjadi gizi yang bagus untuk ibu hamil, lansia, dan orang-orang sakit.

Paniki

Dikutip dari laman Diatabs.co.id, paniki adalah makanan yang biasanya berbahan dasar kelelawar. Makanan yang berasal dari Sulawesi Utara ini banyak diburu dan cukup populer dikalangan masyarakat. Walaupun ekstrem, paniki dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit, termasuk asma. Paniki biasanya dimasak santan, menjadi paniki santan. 

Kelelawar yang dipilih untuk memasak paniki adalah kelelawar pemakan buah atau kerap disebut kalong. Jenis ini dipilih karena badannya besar sehingga mendapatkan hasil daging yang banyak. Memasak paniki memerlukan teknik khusus.

Biasanya kelelawar dibakar terlebih dahulu untuk menghilangkan bulu-bulu halus di badannya. Selanjutnya akan dipotong-potong untuk dimasak bersama santan dan bumbu-bumbu andalan.

Paniki santan menggunakan bahan-bahan santan, bawang merah, bawang putih, cabai, sereh, jahe, dan daun jeruk. Rempah ini digunakan untuk menghilangkan bau amis dari daging kelelawar. Paniki santan biasanya dinikmati dengan nasi putih hangat. Hidangan ini populer untuk warga Manado karena aromanya wangi dan menggugah selera. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus