Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Tradisi Maapam untuk Memperingati Isra Miraj

Tradisi Maapam dilakukan oleh masyrakat Kabupaten Pasaman Barat untuk memperingat Isra Miraj dan menyambut bulan Ramadan

8 Februari 2024 | 09.04 WIB

Salah seorang peserta kegiatan "maapam" sedang memasak dalam upaya menjaga tradisi di Pasaman Barat menyambut bulan suci Ramadhan di halaman kantor bupati setempat, Rabu (7/2/2024). Antara/Altas Maulana.
Perbesar
Salah seorang peserta kegiatan "maapam" sedang memasak dalam upaya menjaga tradisi di Pasaman Barat menyambut bulan suci Ramadhan di halaman kantor bupati setempat, Rabu (7/2/2024). Antara/Altas Maulana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Isra Miraj merupakan peristiwa penting bagi umat muslim yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab tahun Hijriyah. Peristiwa ini menandakan perjalan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga ke langit ketujuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ada beragam tradisi untuk memperingati Isra Miraj yang dilakukan umat muslim di Indonesia. Salah satunya tradisi maapam, yang digelar pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat dan masyarakat, Rabu, 7 Februari 2024. Sebanyak 13 kelompok ibu-ibu ikut melakukan maapam itu. 

Tradisi maapam

Cara pelaksanaan tradisi maapam ini masih sama dengan masyarakat dahulu, yaitu kaum ibu-ibu yang membuat apam. Kegiatan membuat apam ini menggunakan tungku atau tempat memasak tradisional dengan api dari daun kelapa, dan kuali yang digunakan adalah yang terbuat dari besi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bahan dasar pembuat apam sangat sederhana dan mudah didapat. Seperti tepung beras yang sudah ditumbuk, santan kelapa, garam, gula, dan sejumlah pemanis alami seperti gula aren. Setelah disiapkan, semua bahan diaduk menjadi satu dan berbentuk adonan putih.

Tradisi maapam dilakukan turun temurun

Selain diadakan di lingkungan pemerintah, masyarakat juga mengadakan kegiataan maapam secara mandiri. Karena setiap tradisi mempunyai kekhasan tersendiri dan sudah menjadi suatu kebiasaan di masyarakat yang merupakan bagian dari kebudayaan.

Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi, mengatakan tradisi maapam dilakukan sejak zaman dulu, sehingga masyarakat sekarang melestarikan dan memelihara tradisi yang dilakukan secara turun menurun itu. “Kegiatan maapam merupakan tradisi yang perlu dijaga dan dilestarikan karena bentuk gotong royong dan pergeseran nilai sosial dalam masyarakat,” katanya.

Hamsuardi berharap acara ini tetap dilaksanakan setiap tahun untuk memperingati Isra Mikraj ataupun menyambut bulan suci Ramadhan. Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar menambah khasanah kehidupan baik ilmu keagamaan sebagai bekal dunia dan akhirat maupun dalam melestarikan adat budaya agar nilai-nilai luhur budaya tetap dipertahankan.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus