Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mitos tentang Kudis di Kalangan Santri Ini, Perlu Dihilangkan

Ada sebuah mitos tentang kudis yang sebaiknya hilang di kalangan santri. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan pesantren.

28 Maret 2019 | 22.15 WIB

Ilustrasi kulit wajah sensitif. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi kulit wajah sensitif. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mitos ‘kalau belum kena kudis, belum jadi santri’ sudah menjadi tren di kalangan pesantren. Hal ini juga terjadi di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya yang memilik 2.000 santri.

Baca: Ada Ruam Merah di Kulit dan Gatal, Awas Kudis

Menurut pengurus Pesantren Cipasung, KH. Ubaidillah Rukyah, para orang tua banyak yang khawatir dengan keadaan anaknya yang mengalami kudis. Pihak pesantren juga menganjurkan para santri melakukan perilaku hidup sehat.

Kudis atau bahasa medisnya scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga atau kutu. Biasanya akan menimbulkan rasa gatal pada kulit. “Tolong jangan ada lagi santri yang mengidap kudis, karena para santri ini merupakan generasi penerus bangsa. Jadi harus sehat dan cantik,” kata Menteri Kesehatan Nila Moeleok dalam kunjungannya ke Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat 27 Maret 2019 bertepatan dengan puncak peringatan Hari Tuberculosis Sedunia dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Kamis 28 Maret 2019.

Baca: Kudis Tak Cuma Serang Warga Miskin, Cek Pemicu dan Cara Mengatasi

Ketika terkena kudis segara kunjungi Pusat Kesehatan Pesantren untuk diobati. Selain itu peran serta pihak pesantren untuk mengawasi kebersihan santri dan edukasi perilaku hidup sehat secara berkala dari pemerintah daerah juga diperlukan agar para santri terbebas dari kudis. “Kebersihan adalah sebagian dari iman, maka dari itu para santri harus selalu menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan pesantren, terutama di kamar asrama dan kamar mandi,” kata Nila Moeloek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus