Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sudahkah Anda memberikan kasih sayang pada anak secara benar? Jika semua orang tua melakukan hal itu, mungkin kejadian murid menganiaya guru sampai tewas tidak akan terjadi.
Seperti diberitakan TEMPO.CO pada Jumat, 2 Februari 2018, seorang siswa SMAN 1 Torjun, Jawa Timur, berinisial MH menganiaya gurunya, Ahmad Budi Cahyono, hingga tewas. Penganiayaan diduga terjadi karena siswa merasa marah saat mendapat sanksi dari Budi.
Menurut James Gilligan dalam bukunya Violence: Reflections on a National Epidemic, seseorang tidak akan bisa hidup tanpa cinta. Saat seseorang kekurangan cinta dan kasih sayang, ada kecenderungan untuk melakukan kekerasan. Ia menambahkan, seorang anak yang tidak menerima kasih sayang yang cukup akan mengalami kegagalan dalam membangun rasa cinta pada dirinya. Baca: Gaya Unik Paspampres, dari Sujud Syukur sampai Pesona Busana Adat
Sebuah studi mengatakan, tindak kekerasan atau keagresifan biasanya dipelajari justru saat seseorang masih kecil. Oleh karena itu, orang tua perlu memberi perhatian lebih pada anak, khususnya dalam hal mengendalikan emosi tanpa kekerasan. Berikut adalah cara-cara yang dapat orang tua lakukan untuk menghindari perilaku kasar pada kepribadian anak.
1. Berikan kasih sayang dan perhatian yang cukup pada anak
Setiap anak membutuhkan hubungan yang kuat, erat, dan penuh kasih sayang dengan orang tua dan orang dewasa di sekitarnya agar ia merasa aman dan terjaga. Dengan begitu, akan anak akan memiliki rasa percaya pada orang lain. Kemungkinan terjadinya masalah kepribadian dan kecenderungan bertindak jahat pada anak akan lebih kecil jika orang tua mampu memberi kasih sayang yang cukup dan berperan aktif dalam masa pertumbuhan anak. Jika orang tua mengalami kesulitan, diperlukan peran dokter anak, psikolog, dan psikiater untuk mengarahkan orang tua dalam membesarkan anak.
2. Pantau perkembangan anak dengan jeli
Perkembangan anak bergantung pada perhatian, dukungan, dan perlindungan yang ia terima dari orang tua, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya. Sebuah studi melaporkan, anak yang tidak dipantau perkembangannya rentan mengalami masalah kepribadian seperti bertindak kasar. Oleh karena itu, perhatikan lingkungan tempat anak tumbuh, jangan meninggalkan anak dengan orang lain, bantu anak bersosialisasi dengan lingkungan yang baik, dan berikan arahan mengenai hal yang baik dan tidak baik.Baca: Gaya Pengacara Harus Mewah?Ini Kata Hotman Paris dan Elza Syarief
3. Ingat, anak bercermin pada perilaku Anda
Anak akan belajar dari apa yang dilihatnya. Perilaku, nilai, dan etika orang tua serta orang lain di sekitar anak berpengaruh besar pada perilaku anak. Jadi, penting bagi orang tua untuk menjaga perilaku di depan anak. Hal itu akan sangat membantu mereka dalam menghadapi lingkungan luar yang beragam, khususnya orang-orang dengan perilaku negatif. Jika anak sudah mulai mengenal kekerasan karena sesuatu yang dilihatnya, jelaskan pada anak akibat yang akan timbul dari perilakunya dan beri apresiasi. Anak akan termotivasi untuk melakukan hal baik jika ia mendapat perhatian serta apresiasi positif dari orang di sekitarnya.
4. Konsisten soal aturan dan disiplin yang diterapkan
Tetaplah berpegang teguh pada aturan yang Anda terapkan pada anak. Anak membutuhkan aturan terstruktur dengan ekspektasi yang jelas terhadap apa yang dilakukannya. Dengan menerapkan aturan secara disiplin, anak akan mengerti soal konsekuensi dari kesalahan yang dilakukannya. Hal yang paling penting adalah hindari hukuman keras. Sebab, perilaku kasar orang tua hanya akan memberikan contoh seseorang yang tidak simpati dan tidak bisa mengontrol emosinya. Sebelum memberi hukuman, pikirkan dengan matang tentang manfaat yang akan didapat anak dari hukuman tersebut. Jangan menghukum anak semata-mata karena emosi Anda. Baca: Kolorektal, Kanker Kedua yang Mengancam Pria, Kenali 4 Tandanya
5. Ajarkan anak cara berempati
Tingkatkan empati anak dengan cara menanyakan apa yang akan mereka rasakan ketika seseorang memukul, menonjok, atau melakukan kekerasan lainnya pada diri mereka. Cara itu akan menimbulkan rasa belas kasihan serta simpati pada diri anak. Dengan begitu, anak akan mengerti rasanya menyakiti seseorang dan merasakan menjadi pihak yang tersakiti.
AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION | PSYCHOLOGY TODAY | MUSTHOFA BISRI | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini