Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyakit hamburger

Penyakit hamburger disebabkan oleh bakteri e. coli yang berasal dari usus besar sapi. penderita dapat terserang hemolytic uremic syndrome yang merusak ginjal dan sistem saraf.

20 Februari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HATI-HATI kalau makan hamburger. Apalagi daging gilingnya masih merah muda karena dipanggang setengah matang, mungkin berakibat hidup dengan mesin cuci darah karena ginjal rusak. Penyakit hamburger ini juga mudah menular, meski orang tidak memakan hamburger yang dagingnya setengah matang. Dua pekan lalu pers di Amerika Serikat dan Kanada memberitakan lebih dari 150 anak serentak sakit setelah menyantap hamburger di restoran Jack in the Box di Bellingham, Washington State. Di Boise, Idaho, juga muncul peristiwa serupa. Sialnya, mereka makan di restoran yang bernama sama, Jack in the Box. Setelah itu mereka muntah, diare, dan suhu badannya meningkat. Penderitanya sebagian besar anak-anak di bawah 12 tahun. Kejadian ini merenggut nyawa dua anak. Infeksi dari penyakit hamburger ini disebabkan bakteri E. coli. ''Penelitian kami menunjukkan penderitanya bisa lebih gawat lagi, yakni terserang Hemolytic Uremic Syndrome,'' kata Elaine Orrbine kepada TEMPO. Artinya, ginjal dan sistem saraf penderita yang kena sindrom ini bisa rusak. ''Bakteri mudah menyusup di daging giling,'' kata Orrbine lagi. Ia adalah koordinator riset nasional Canadian Pediatric Kidney Disease Reference Centre (CPKDRC) di Ottawa. Lembaga penelitian yang berhubungan dengan penyakit ginjal pada anak-anak ini didirikan Juni 1991. Bakteri E. coli yang menjadi penyebab penyakit ini berasal dari usus besar sapi. Proses penggilingan daging secara massal yang kemudian dicetak dalam lempengan-lempengan inilah yang membuat bakteri cepat berkembang. Lempengan tadi dijajakan melalui toko swalayan. Tapi bakteri ini tidak terdapat pada daging ayam dan babi. Menurut penelitian, bakteri E. coli akan tetap hidup meski dalam temperatur di bawah nol dan akan berkembang biak lebih cepat di kawasan tropik seperti Indonesia. Dan perlu juga diperhatikan, menurut Orrbine, penyakit ini bisa menyebar tanpa si penderita harus makan hamburger dulu. Si tukang masak hamburger, misalnya, tangannya memegang daging lempengan yang berbakteri tersebut. Dia tidak mencuci tangan setelah itu. Kemudian dipegangnya roti atau sayuran untuk melengkapi menu yang namanya hamburger itu. Roti atau sayuran yang telah berbakteri tadi langsung dimakan bersama hamburger yang dagingnya dimasak matang. Tanda-tanda pertama dari si penderita ialah suhu tubuhnya naik, mencret, dan biasanya berak darah. CPKDRC telah meneliti 450 kasus, dan 150 kasus sendiri berasal dari North Territory, provinsi yang mempunyai musim panas tidak lebih dari 3 bulan setiap tahunnya. Jumlah laboratorium yang mengkhususkan penelitian ini ada 19, tersebar di berbagai provinsi di Kanada. Dari korban yang terkena bakteri E. coli, ternyata 10% penyakitnya meningkat ke Hemolytic Uremic Syndrome (HUS). Biasanya hidup korban bergantung pada mesin dialise sebagai pencuci darah. Ada juga yang sampai coma, karena ginjal penderita meradang. Sekitar 5% dari penderita meninggal. ''Angka ini mengerikan,'' lanjut Orrbine. Jika anak tersebut tampaknya sembuh, toh penyembuhannya harus dilakukan dengan saksama. CPKDRC dalam studi percobaan berikutnya membuktikan bahwa penyembuhan kerusakan neurologis cukup makan waktu lama, karena menyangkut penyembuhan tingkah laku dan kecerdasan si anak. Toeti Kakiailatu (Kanada)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus