Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Penyakit Jantung Bawaan pada Anak, Perlunya Deteksi sejak Janin

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin.

23 Juli 2021 | 09.51 WIB

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi jantung (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Jantung Bawaan (PJB) telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin. PJB mengakibatkan gangguan aliran darah di dalam ruang jantung dan darah yang dipompa tidak mencukupi kebutuhan tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tanpa kontrol kehamilan yang baik, seringkali PJB tidak terdiagnosis sebelum bayi dilahirkan. Pada saat ibu mengetahui sedang hamil, proses perkembangan jantung telah selesai. Bagaimana mengenali dan mendeteksi PJB?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), mengatakan penting bagi orang tua untuk melakukan skrining pranikah, konsultasi dokter jantung pada masa kehamilan, dan skrining pada bayi baru lahir.

"Setiap jenis PJB memiliki penanganan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi (sianotik atau nonsianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung," katanya.

Karena dampak kematian dan morbiditas yang mengganggu, maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit ini sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak. Penanganan PJB dapat dilakukan dengan obat-obatan, tindakan bedah maupun nonbedah.

Saat ini, metode pilihan utama nonbedah untuk menangani penyakit jantung bawaan tertentu adalah prosedur intervensi menggunakan kateter. Namun, tidak semua dapat diatasi dengan intervensi nonbedah. Jenis yang kompleks tetap memerlukan pembedahan.

Radityo mengatakan saat ini PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. Intervensi kateter Zero Fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa radiasi dan pembedahan. Diketahui, radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang, baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi.

"Prosedur ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi tanpa menggunakan sinar radiasi," kata spesialis jantung dan pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Center itu

Keuntungan Zero Fluoroscopy adalah di mana intervensi dilakukan tanpa radiasi dan keuntungan intervensi nonbedah adalah hari perawatan singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif.

"Semakin dini diagnosis PJB, maka harapan untuk proses penyembuhan akan semakin besar. Apabila pada pemeriksaan fisik oleh dokter terdapat kecurigaan kelainan jantung, maka beberapa pemeriksaan tambahan harus dilakukan, antara lain ekokardiografi," imbuh Radityo.

Sementara itu, dalam rangka Hari Anak Nasional, Heartology Cardiovascular Center meluncurkan Paket Skrining Penyakit Jantung Bawaan Anak. Hal ini dimaknai sebagai kepedulian terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal walaupun di masa pandemi COVID-19.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus