Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mastitis merupakan peradangan pada jaringan payudara yang dapat terjadi baik pada ibu menyusui maupun yang tidak menyusui. Kondisi ini sering kali diiringi oleh infeksi, meskipun tidak selalu demikian. Mastitis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mastitis laktasional yang terjadi pada ibu menyusui dan mastitis non-laktasional yang dialami oleh mereka yang tidak menyusui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Mayo Clinic, mastitis biasanya disebabkan oleh saluran susu yang tersumbat. Ketika produksi susu melebihi jumlah yang dikeluarkan, susu yang tertahan dapat menyumbat saluran tersebut dan menyebabkan iritasi pada jaringan di sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Faktor lain yang dapat menyebabkan mastitis meliputi teknik menyusui yang kurang tepat, puting susu yang luka atau pecah-pecah, tidak memompa atau menyusui secara teratur, stres atau kelelahan berlebihan, serta tekanan pada payudara, seperti penggunaan bra yang terlalu ketat.
Pada kasus mastitis bakteri, infeksi terjadi ketika bakteri dari mulut bayi atau kulit ibu masuk ke saluran susu melalui celah pada puting. Infeksi ini dapat berkembang lebih cepat jika susu tertinggal di payudara.
Tanda-tanda awal mastitis sering kali mirip dengan gejala flu, seperti demam dan nyeri tubuh. Gejala khas lainnya antara lain nyeri, bengkak, dan rasa hangat pada payudara, kemerahan yang berbentuk segitiga atau pola seperti irisan, benjolan atau pengerasan pada payudara, kelenjar getah bening di ketiak yang bengkak atau nyeri, dan rasa lelah yang berlebihan.
Pada kasus yang lebih parah, mastitis dapat menyebabkan abses payudara, yaitu kumpulan nanah yang membutuhkan tindakan medis untuk dikeluarkan.
Perbedaan Mastitis dengan Kondisi Lain
1. Mastitis vs Pembengkakan (Engorgement)
Dilansir dari WebMD, pembengkakan adalah kondisi normal yang terjadi beberapa hari setelah melahirkan saat ASI mulai diproduksi. Berbeda dengan mastitis, pembengkakan tidak memerlukan antibiotik dan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu dua minggu.
2. Mastitis vs Saluran Tersumbat
Saluran susu yang tersumbat terjadi ketika ada hambatan aliran susu. Gejalanya meliputi benjolan kecil yang nyeri, tetapi biasanya tidak disertai demam seperti pada mastitis. Saluran tersumbat dapat sembuh sendiri dalam 1-2 hari dengan tetap menyusui.
Mastitis biasanya didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Pada beberapa kasus, dokter dapat melakukan tes tambahan seperti ultrasound untuk memastikan apakah ada abses. Jika terdapat abses, diperlukan prosedur pengeluaran nanah, baik dengan jarum atau pembedahan kecil.
Pengobatan Mastitis
1. Mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri memerlukan antibiotik. Obat ini aman untuk ibu menyusui dan tidak akan mempengaruhi bayi.
2. Obat seperti ibuprofen atau parasetamol dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan.
3. Kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan.
Selain pengobatan medis, beberapa langkah berikut dapat membantu mempercepat pemulihan:
1. Minum Banyak Cairan
Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik untuk menjaga produksi ASI.
2. Lakukan Pemijatan Lembut
Tekan payudara ke arah kelenjar getah bening untuk mendorong cairan keluar.
3. Kompres Daun Kubis
Daun kubis dapat memberikan rasa dingin dan membantu mengurangi pembengkakan meskipun tidak mengatasi infeksi.
4. Menyusui Teratur
Menyusui secara rutin dapat membantu mencegah dan mengurangi sumbatan pada saluran susu.
Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala mastitis yang parah, seperti demam tinggi, nyeri yang tidak tertahankan, benjolan yang tidak hilang setelah menyusui, terdapat nanah yang keluar dari payudara, atau tidak ada perbaikan gejala setelah 48-72 jam pengobatan.
Pilihan Editor: Ria Ricis Alami Mastitis, Bahayakah Bagi Ibu Menyusui?