Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab Gigi Sensitif, Bukan Makanan Bersuhu Ekstrem

Dokter mengatakan makanan dan minuman dengan suhu ekstrem bukan penyebab gigi sensitif melainkan pemicu rasa ngilu pada gigi yang sensitif.

21 September 2022 | 20.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Punya gigi sensitif? Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, drg. Victoria Dewanti Arifiana, mengatakan makanan dan minuman dengan suhu ekstrem bukan penyebab gigi sensitif melainkan pemicu rasa ngilu pada gigi yang sensitif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Secara umum gigi sensitif disebabkan oleh dua hal. Pertama, terkikisnya bagian lapisan terluar gigi (email), yang kemudian membuat bagian dentin (lapisan kedua dari gigi) tidak terlindungi,” jelas Victoria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, resesi gusi atau gusi turun yang menyebabkan akar gigi terekspos menyebabkan gigi mudah terasa ngilu apabila terkena rangsangan dingin. Ia menyarankan agar tidak terlalu berlebihan mengonsumsi makanan panas atau dingin.

“Resesi gusi bisa disebabkan oleh proses menyikat gigi yang tidak tepat, seperti terlalu keras, atau penumpukan plak atau karang gigi karena proses penyikatan gigi yang tidak maksimal atau jarang menyikat gigi,” ujarnya.

Perawatan tepat
Dokter yang akrab disapa Viki itu mengatakan perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari dan memeriksakan ke dokter gigi enam bulan sekali meskipun tidak ada keluhan.

“Jarang menyikat gigi menimbulkan adanya karies atau gigi berlubang atau plak yang akan menyebabkan karang gigi,” ucap Viki.

Pembersihan karang gigi yang rutin setiap enam bulan sekali menghindari efek kronis seperti gigi goyang dan gigi berlubang. Jika tidak segera ditambal bisa menjadi peradangan dan infeksi yang tambah meluas ke penyakit-penyakit lain.

“Kalau rajin kontrol pasti dokter gigi akan melihat kondisi per enam bulan sudah bersih belum karangnya, kalau ada kita bersihkan. Kalau ada karies bisa dilakukan tindakan pencegahan,” ucapnya.

Menurutnya, selama ini kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut terus meningkat dilihat dari persentase pasien di klinik dan edukasi dari media sosial.

“Akhir-akhir ini sudah mulai banyak yang sadar akan pentingnya kebersihan rongga mulut. Mungkin sekarang jaman media sosial juga, banyak edukasi yang mereka dengar, juga tentang bahayanya bila kita tidak melakukan atau merawat kebersihan gigi dan mulut sendiri,” ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus