Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku flexing alias pamer kekayaan bisa ditemukan di media sosial. Menurut kajian psikologi perilaku pamer itu dipengaruhi dorongan untuk membuat rasa aman. Sebab perilaku flexing merupakan terkadang muncul karena rasa ketaknyamanan dalam hal tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum era media sosial, perilaku pamer kekayaan agar terlihat mencolok sudah disebut sejak 1899 oleh Thorstein Veblen dalam bukunya The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions. Flexing hanya istilah modern untuk perilaku suka pamer pada masa kini.
Mengapa orang berperilaku pamer?
"Ini (pamer) telah menjadi sangat umum pada era media sosial," menurut Pascal Wallisch, profesor di Departemen Psikologi Universitas New York. Ia menambahkan, perilaku narsistik yang mempengaruhi dorongan pamer. .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pandangan itu merujuk publikasi dalam jurnal Personality and Individual Differences. "Para narsistik ini bukan muluk-muluk, melainkan tidak aman. Pamer cara mereka mengatasi rasa tidak aman itu," katanya.
Riset itu menyurvei hampir 300 orang yang sekitar 60 persen di antaranya perempuan dan 40 persen laki-laki. Adapun usia rata-rata 20 tahun. Mereka diminta menjawab 151 pertanyaan melalui komputer.
Wallisch menjelaskan, narsistik terkait perilaku memuji diri sendiri, karena orang lain mungkin saja tidak memikirkan dia. Narsistik dipahami sebagai adaptasi timbal balik untuk mengatasi dan menutupi harga diri yang rendah. Sebab itulah, orang narsistik merasa tak aman dengan kondisinya itu.
"Mereka mengatasi rasa tidak aman ini secara pamer untuk melenturkan. Selama jangka panjang perilaku itu membuat orang lain kurang menyukai,” kata Mary Kowalchyk yang juga penulis dalam makalah itu. Jika diteruskan, perilaku pamer akan menjerumuskan dalam situasi yang justru membuat tidak merasa aman di lingkungannya. Sebab, perilaku pamer akan tak disukai orang lain di sekitarnya.
Flexing rentan berdampak hubungan dengan orang lain. Misalnya, saat seseorang berada pada lingkungan yang baru. Perilaku pamer mengakibatkan sulit bergaul atau diterima oleh orang lain. Pamer terkait keuangan juga meningkatkan konsumtif, karena dorongan meningkatkan status sosial dalam hal kemampuan berbelanja, bukan kebutuhan.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.